BITUNG—Tak puas mengadu ke DPRD Kota Bitung, Manager Keseblasan Busmigo, Abubakar Iga bakal menuntut panitia panitia kompetisi sepak bola Usia 15 serta Pengcab PSSI Kota Bitung (versi Syahrial Damopolii). Pasalnya menurut Iga, keputusan panitia mendiskualifikasi kesebelasnya sangat tidak mendasar dan hanya mengada-ada.
“Keputusan mendiskualifikasi Kesebelasan Busmigo kami nilai sepihak dan terkesan ditunggangi kepentingan tertentu dari panitia,” kata Iga.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengancam akan menggelat demo di DPRD dengan tujuan mendesak DPRD Kota Bitung segera menjadwalkan rapat dengar pendapat (hearing) terkait masalah tersebut. “Pendukung Busmigo sudah siap menggelar aksi demo, dan dalam hearing nanti di DPRD saya telah siap membeberkan semua borok yang dilakukan panitia dan pengcab PSSI Kota Bitung,” katanya.
Menurut Iga, pihaknya punya alasan kuat mengadukan persoalan ini ke DPRD dan menuntut panitia serta Pengcab PSSI. Karena alasan panitia mendiskualifikasi kesebelasnnya masalah biodata pemain.
“Jelas bukan kesalahan pimpinan kesebelasan tetapi justru ini merupakan kesalahan pendataan oleh Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan. Itu berarti pemerintah ikut bertanggung jawab dan seharusnya panitia lebih arif dalam menilai persoalan ini,” jelas Iga.
Iga juga mengaku, pihaknya tidak menerima surat diskualifikasi dari panitia atau komisi disiplin dengan sepengatahuan Pengcab PSSI. “Sebab saya diundang rapat menerima keputusan pendiskualifikasian Busmigo setelah putaran kedua berjalan. Seharusnya jika ada protes atau komplain dari kesebelasan, panitia belum bisa memulai pertanbdingan putaran kedua. Padahal surat protes saya sudah ajukan jauh sebelum putaran kedua dimulai,” ungkapnya.
Sementara itu personil Komisi A, Victor Tatanude Sh yang dikonfirmasi melalui ponselnya mengaku Komisi A belum mendapatkan jadwal atau ptunjuk dari pimpinan dewan terkait rencana hearing kesebelasan Busmigo. “Sampai saat ini saya belum menerima surat atau jadwal, tapi mungkin Senin depan sudah turun surat dari pimpinan dewan,” kata Tatanude.(en)
BITUNG—Tak puas mengadu ke DPRD Kota Bitung, Manager Keseblasan Busmigo, Abubakar Iga bakal menuntut panitia panitia kompetisi sepak bola Usia 15 serta Pengcab PSSI Kota Bitung (versi Syahrial Damopolii). Pasalnya menurut Iga, keputusan panitia mendiskualifikasi kesebelasnya sangat tidak mendasar dan hanya mengada-ada.
“Keputusan mendiskualifikasi Kesebelasan Busmigo kami nilai sepihak dan terkesan ditunggangi kepentingan tertentu dari panitia,” kata Iga.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengancam akan menggelat demo di DPRD dengan tujuan mendesak DPRD Kota Bitung segera menjadwalkan rapat dengar pendapat (hearing) terkait masalah tersebut. “Pendukung Busmigo sudah siap menggelar aksi demo, dan dalam hearing nanti di DPRD saya telah siap membeberkan semua borok yang dilakukan panitia dan pengcab PSSI Kota Bitung,” katanya.
Menurut Iga, pihaknya punya alasan kuat mengadukan persoalan ini ke DPRD dan menuntut panitia serta Pengcab PSSI. Karena alasan panitia mendiskualifikasi kesebelasnnya masalah biodata pemain.
“Jelas bukan kesalahan pimpinan kesebelasan tetapi justru ini merupakan kesalahan pendataan oleh Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan. Itu berarti pemerintah ikut bertanggung jawab dan seharusnya panitia lebih arif dalam menilai persoalan ini,” jelas Iga.
Iga juga mengaku, pihaknya tidak menerima surat diskualifikasi dari panitia atau komisi disiplin dengan sepengatahuan Pengcab PSSI. “Sebab saya diundang rapat menerima keputusan pendiskualifikasian Busmigo setelah putaran kedua berjalan. Seharusnya jika ada protes atau komplain dari kesebelasan, panitia belum bisa memulai pertanbdingan putaran kedua. Padahal surat protes saya sudah ajukan jauh sebelum putaran kedua dimulai,” ungkapnya.
Sementara itu personil Komisi A, Victor Tatanude Sh yang dikonfirmasi melalui ponselnya mengaku Komisi A belum mendapatkan jadwal atau ptunjuk dari pimpinan dewan terkait rencana hearing kesebelasan Busmigo. “Sampai saat ini saya belum menerima surat atau jadwal, tapi mungkin Senin depan sudah turun surat dari pimpinan dewan,” kata Tatanude.(en)