Tahuna – Panen Cengkih di Kabupaten Kepulauan Sangihe khusunya di Kecamatan Tamako hampir memasuki pekan 3, sehingga pergerakan ekonomi diwilayah selatan ini naik secara dratis sehingga berakibat sejumlah pedagang yang membeli emas coklat tersebut hingga kewalahan.
Pantauan beritamanado.com di seputar Pasar Tamako Senin (23/2/2015) pagi tadi, dimana ada hal yang menarik lagi di posisi pukul 10.00 wita pagi, sejumlah pengumpul maupun pengusaha yang membeli emas coklat ini kehabisan uang untuk membayar para petani ini.
“ Banyak toko yang sudah menolak membeli cengkih karena kehabisan uang tunai,” ungkap salah satu petani cengkih yang duduk di samping toko menunggu pembayaran dari hasil jualannya.
Sementara itu, bebarapa pemilik toko yang dijumpai mengatakan dalam perhari mereka harus mengeluarkan uang Rp. 200 – 300 juta untuk melayani penjual cengkih ini.
Dan kalau di hitung – hitung dari sejumlah pembeli cengkih yanga ada di kecamatan Tamako setiap hari uang yang bersedar dimasyarakat Tamako hampir 2 miliar.
“ Jujur saja kami toko yang memebeli cengkih kewalahan melayani penjual, sampai kehabisan uang tunai,” ungkap Demsi Sumendap pembeli cengkih sambil menunjuk para petani yang antri menunggu pembayaran hasil penjualan mereka.(gun).
Tahuna – Panen Cengkih di Kabupaten Kepulauan Sangihe khusunya di Kecamatan Tamako hampir memasuki pekan 3, sehingga pergerakan ekonomi diwilayah selatan ini naik secara dratis sehingga berakibat sejumlah pedagang yang membeli emas coklat tersebut hingga kewalahan.
Pantauan beritamanado.com di seputar Pasar Tamako Senin (23/2/2015) pagi tadi, dimana ada hal yang menarik lagi di posisi pukul 10.00 wita pagi, sejumlah pengumpul maupun pengusaha yang membeli emas coklat ini kehabisan uang untuk membayar para petani ini.
“ Banyak toko yang sudah menolak membeli cengkih karena kehabisan uang tunai,” ungkap salah satu petani cengkih yang duduk di samping toko menunggu pembayaran dari hasil jualannya.
Sementara itu, bebarapa pemilik toko yang dijumpai mengatakan dalam perhari mereka harus mengeluarkan uang Rp. 200 – 300 juta untuk melayani penjual cengkih ini.
Dan kalau di hitung – hitung dari sejumlah pembeli cengkih yanga ada di kecamatan Tamako setiap hari uang yang bersedar dimasyarakat Tamako hampir 2 miliar.
“ Jujur saja kami toko yang memebeli cengkih kewalahan melayani penjual, sampai kehabisan uang tunai,” ungkap Demsi Sumendap pembeli cengkih sambil menunjuk para petani yang antri menunggu pembayaran hasil penjualan mereka.(gun).