Manado — Keberadaan ular berbisa jenis King Cobra di Gunung Tumpa Manado, mulai terkuak saat Bob Fawcett mengunggah pengalamannya tersebut di akun media sosial Facebook miliknya.
Hal tersebut pun langsung menarik perhatian karena Gunung Tumpa kini menjadi kawasan wisata yang mulai populer.
Adanya King Cobra di Gunung Tumpa ternyata bukanlah hal yang tak mungkin karena habitat King Cobra adalah lahan kering dengan vegetasi campuran dan makanannya adalah ular lain.
Informasi tersebut disampaikan Pakar Lingkungan Hidup dari Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado Dr John Tasirin kepada BeritaManado.com, Rabu (27/6/2018).
“Pada dasarnya King Cobra Sulawesi ini bisa ditemukan di mana-mana. Kita saja yang kurang mampu mengamati,” ujar John Tasirin.
Lanjutnya menjelaskan, ada dua (2) jenis ular berbisa di Gunung Tumpa, yakni Green Viper dan King Cobra yang juga bisa ditemui di hutan-hutan lain.
Meski terbilang menjadi habitat ular berbisa, tapi pemasangan tanda peringatan bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan sesuka hati tapi harus bijaksana, mengingat apakah ada laporan fatalitas digigit King Cobra di Sulut atau tidak.
“Kalau asal usul dan pasang peringatan, itu kontra produktif karena di mangrove ada ular berbisa, di laut Bunaken juga ada ular berbisa,” kata John.
Menurut John, jauh lebih bijaksana apabila dinas terkait lebih memilih melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama tentang jenis-jenis ular berbisa yang bisa ditemui.
“Kalau dinas terkait mau edukasi masyarakat, edukasikan jenis ular berbahaya yang bisa dijumpai di Klabat, Bukit Kasih, Mahawu, Tangkoko, Tumpa, kebun kelapa dan lainnya,” ucap John Tasirin.
Untuk itu, John pun memberi saran bagi masyarakat atau siapapun yang biasa atau akan beraktivitas di hutan atau tempat rawan habitat ular berbisa untuk mempersiapkan diri terutama perlengkapan untuk keamanan diri.
“Dimana saja, kalau masuk lahan kering bervegetasi, sebaiknya pakai sepatu,” tutup John Tasirin.
(srisurya)
Baca juga: