LEMBAGA hitung cepat memang sudah menuntaskan tugasnya. Ini menjadi tolok-ukur karena jarang hasilnya berbeda dengan penyelenggara.
Tetapi, pungut-hitung sedang berlangsung di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Sebagai warga negara yang baik, kewajiban kita menghormati proses dan menunggu keputusan sah.
Laporan: Alfrits Semen
Lima hari setelah pemungutan suara, media sosial (medsos) kembali adem.
‘Perang’ kompetisi mereda.
Meski masih ada riuk-riuk, tapi tak seramai masa kampanye
Tetap saja ada yang belum ‘move on’ tapi lebih banyak menerima.
Bahkan memberikan ucapan kepada pemenang.
Pemlihan Serentak sudah usai.
Tinggal menyisahkan sedikit tahapan akhir, pengumuman dan penetapan pemenang.
Warga Sulawesi Utara (Sulut) sudah tahu siapa pemimpin mereka lima tahun berikutnya.
Adalah Olly Dondokambey – Steven Kandouw yang melaju di semua lembaga hitung cepat.
Menariknya, petahana tidak main sendiri.
Dia mengajak gerbong PDIP sama-sama berjaya.
Buktinya, ‘si merah’ unggul di enam kabupaten/kota yang menggelar pilkada.
Olly Effect diyakini menjadi pondasi kuat PDIP bertarung pada pesta demokrasi 2020.
Dan itu seperti menjadi virus positif yang menjangkiti akar rumput.
Bahkan akar ‘beringin’ sekalipun.
Masyarakat juga sudah merasakan kerja nyata Olly di pemerintahan.
Pembangunan infrastruktur, terobosan di sektor ekonomi hingga lompatan di bidang pariwisata turut diakui pusat.
Sebenarnya banyak, tapi tak cukup dituliskan di sini.
Buah-buah manis tersebut sejatinya adalah poin plus bagi Olly-Steven.
Ketangguhan Olly semakin menjadi-jadi memasuki musim kompetisi.
Ini semakin disadari lawan.
Kader partai lain pun ubah haluan.
Sebut saja Stefanus Vreeke Runtu, Syerly Adelyn Sompotan dan Jimmy Rimba Rogi.
Semua mantap berada di barisan merah.
Olly-Steven pun makin tangguh.
Kelebihan PDIP adalah kesiapan bertarung.
Olly-Steven, mapan dari A sampai Z
Hal ini diamini oleh Pengamat Hukum Toar Palilingan.
Kata Toar Palilingan, Olly sudah membungkus semua alat tempur dengan rapi.
Bahkan amunisinya jauh dari para kompetitor.
Olly kata Toar, memiliki kuasa hukum yang solid, tim siber mumpuni dan konsultan hukum terpercaya.
“Benar-benar siap. Semuanya bekerja konsisten sesuai tugas dan tanggungjawab,” kata Palilingan.
Kader partai dan jaringan posko pemenangan milik Olly juga sangat militan.
Mereka terus menaikkan elektabilitas Olly-Steven, meski posisi unggul dari hasil survei.
“Ini kelebihan tim Olly-Steven. Mapan dari A sampai Z,” ujar Toar.
Menurut Toar, tim Olly-Steven juga bekerja ke daerah-daerah khususnya wilayah yang menggelar pilkada serentak.
Tidak heran, usulan PDIP mendominasi keunggulan.
Banteng seolah menyeruduk beringin.
Buktinya, di Minahasa Selatan si merah bakal menggantikan kuning.
Sementara di Bitung dan Tomohon, petahana dibuat tumbang.
Spesialnya di Manado, kubu banteng sebentar lagi menghentikan dominasi Demokrat, dan akan berkuasa ditopang 10 kursi di parlemen.
Olly-Steven Solid
Dosen Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi Manado, Ferry Liando sepakat unggulnya Olly-Steven karena partai pengusul yang solid.
Keuntungan lainnya, kata Liando karena popularitas Olly sedang menjabat.
“Pak Olly berhasil menjaga kekompakan selama lima tahun bersama Steven. Ini pun menjadi daya tarik pemilih,” kata Ferry.
Menurut Liando, di Sulut, hampir semua pasangan kepala daerah di kabupaten/kota berkonflik.
Sudah jelas berdampak negatif pada pembangunan daerah.
“Sebaliknya Olly harmonis dengan wakilnya. Ini mendatangkan keuntungan,” nilai Liando.
Faktor lainnya, lanjut Liando, karena Olly – Steven didukung sejumlah nama besar.
Sebut saja James Sumendap dari Minahasa Tenggara, Royke Roring di Minahasa, Yasti Mokoagow di Bolmong, Tatong Bara di Kotamobagu hingga Sitaro.
Providentia Dei
Olly sendiri bersyukur atas capaian ini.
Dalam pidato kemenangan 9 Desember lalu, Olly tidak jumawa dan tetap menunggu hasil resmi dari KPU Sulut.
Olly menegaskan kejayaan dirinya bersama Steven adalah kemenangan seluruh masyarakat Sulut.
Mulai sekarang, bendahara umum DPP PDIP ini mengajak untuk hidup rukun dan menghilangkan segala persaingan.
Terlepas dari dinamika dan perbedaan yang terjadi, kompetisi kata Olly, adalah bagian demokrasi dan sebuah keniscayaan yang harus dilewati.
Menang kalah adalah hal biasa.
“Saya juga pernah mengalami kekalahan dalam politik. Dan sebagai orang beriman saya meyakini ungkapan iman yang terkenal: Providentia Dei. Yakni segala sesuatu sudah diatur oleh Tuhan Allah yang Maha Kuasa,” ujar Olly.
Dikatakan, setiap pemimpin sudah dipilih dan ditetapkan oleh Bapa Khalil Sang Pencipta.
“Saya percaya kita semua sudah dipersiapkan memiliki peran dan tanggung jawab berbeda-beda baik dalam bidang pelayanan dan pengabdian ke depan,” bebernya.
Olly tidak lupa menyapa Christiany Eugenia Paruntu – Sehan Salim Landjar dan Vonnie Panambunan – Hendry Runtuwene.
“Kepada para sehabat saya ibu Christiany, pak Sehan, bu Vonnie dan pak Hendry terima kasih. Sekarang tidak ada lagi kompetisi, mari bersama-sama membangun Sulut,” ajaknya.
Katanya, kemenangan yang diperoleh adalah karunia Tuhan yang Maha Kuasa.
“Tuhan sudah merancang semuanya dan pada tempatnya masing-masing,” beber Olly.
Olly sangat berharap sumbangsih pemikiran dari Christiany dan Vonnie dalam melanjutkan pemerintah kedepan.
“Karena Sulut adalah daerah kita, kami sangat terbuka kepada siapapun,” tandasnya.
