Manado – Dampak musim kemarau panjang yang melanda kota Manado dan beberapa daerah di Sulawesi Utara mulai dirasakan masyarakat. Tidak hanya udara panas yang sangat mengganggu manusia, dampaknya juga jelas terlihat pada sejumlah bahan makanan, diantaranya beras. Masyarakat mulai mengeluhkan kualitas beras yang semakin menurun tapi dibandrol dengan harga yang tinggi.
“Semenjak musim kemarau, memang beras yang dijual di pasar-pasar tradisional kualitasnya semakin turun. Lalu bisa dapat beras harga Rp.8.500- Rp. 9.500 per Kg dengan kualitas yang baik. Hampir tidak ada batu dan kulit padinya juga pulen kalau dimasak. Tapi sekarang, hampir tidak ada lagi beras yang begitu. Kalau mau beras dengan kualitas yang lumayan harganya sudah sepuluh ribu hingga sebelas ribu rupiah.
Dengan harga yang begitu jelas sangat berat bagi kami para ibu rumah tangga yang kelas menengah kebawah. Apalagi harga bahan makanan yang lain juga naik turun. Kalau ditanya harapan tentu kami ingin harga bahan makanan pokok normal lagi,” ujar Lenny Lumintang, warga Kelurahan Ranotana Weru disela-sela kesibukan belanja di Pasar Karombasan pada Jumat (18//9/2015).
Dikonfirmasi para pedagang membenarkan musim kemarau menjadi penyebab kenaikkan harga beras di pasaran.
“Kami terpaksa menaikkan harga beras karena kami juga kesulitan mendapat stok. Kemarau panjang ini mengakibatkan banyak petani gagal panen. Kalaupun panen, sebagian kualitasnya jauh menurun. Akibatnya saat keluar dari gilingan, berasnya kotor atau banyak batu dan konga,” tutur Freddy Ponto, pedagang di Pasar Karombasan. (srisuryapertama)