MANADO – Persoalan kembali diperhadapkan kepada masyarakat Sulawesi Utara. Dimana usai melewati kelangkaan bensin, kini warga harus bersusah payah mencari minyak tanah yang sekarang ini sulit didapatkan.
Terindikasi kelangkaan dimulai sejak adanya pengumuman akan adanya pembatasan stok minyak tanah oleh Pertamina maka harga salah satu Bahan Bakar Minyak (BBM) paling merakyat ini melonjak drastis dan berfluktuasi. Di Manado dan sekitarnya dari harga eceran terendah (HET) Rp 3 ribu, saat ini harga per liter telah melonjak bervariasi Rp 5 ribu hingga Rp 9 ribu per liter. Kondisi ini menyebabkan warga terutama kaum ibu, mulai mengeluhkan kelangkaan minyak tanah (MT).
Seperti yang dikeluhkan Ibu Widya Astuti, sekarang ini minyak tanah susah didapat, ditambah lagi, harga per liternya naik tinggi. ”Harganya naik gila-gilaan, minyak tanahnya juga susah didapat. Seharusnya pemerintah memperhatikan hal seperti ini, minyak tanah kan masih jadi kebutuhan utama bagi ibu-ibu masa harus dilakukan pembatasan,” ujarnya.
Sementara itu Anggota Deprov Sulut, Komisi III, Djenrie Keintjem menyayangkan adanya pembatasan MT pada saat daerah Sulut akan merayakan hari-hari besar. “Sulut lebih khusus bagi umat Kristen akan merayakan natal dan tahun baru, dan ini sangat disayangkan sekali jika pertamina melakukan pembatasan MT,” ungkapnya.
Apalagi sekarang ini lanjut Keintjem, harga minyak tanah ditingkat pengecer melambung tinggi sehingga harus jadi perhatian pertamina sendiri. Solusi yang telah dilakukan pemerintah dengan menggantikan gas elpiji beberapa waktu lalu itu, tidak tersosialisasi dengan baik sehingga rata-rata masyarakat enggan menggunakan barang tersebut. “Rata-rata masyarakat enggan menggunakan gas elpiji, sebab mereka berpikir resiko yang akan terjadi,” tegas Keintjem.
Kata Keintjem lagi, harus ada political will dari pemerintah di kota/kabupaten dan provinsi untuk memberikan usul saran kepada pertamina agar pembatasan itu dilaksanakan secara periodic, artinya perlahan-lahan dilakukan pengurangan dan harga itu naik karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan MT sampai hari ini. Dan itu sebaiknya dilaksanakan di tahun 2012 nanti. (is)
MANADO – Persoalan kembali diperhadapkan kepada masyarakat Sulawesi Utara. Dimana usai melewati kelangkaan bensin, kini warga harus bersusah payah mencari minyak tanah yang sekarang ini sulit didapatkan.
Terindikasi kelangkaan dimulai sejak adanya pengumuman akan adanya pembatasan stok minyak tanah oleh Pertamina maka harga salah satu Bahan Bakar Minyak (BBM) paling merakyat ini melonjak drastis dan berfluktuasi. Di Manado dan sekitarnya dari harga eceran terendah (HET) Rp 3 ribu, saat ini harga per liter telah melonjak bervariasi Rp 5 ribu hingga Rp 9 ribu per liter. Kondisi ini menyebabkan warga terutama kaum ibu, mulai mengeluhkan kelangkaan minyak tanah (MT).
Seperti yang dikeluhkan Ibu Widya Astuti, sekarang ini minyak tanah susah didapat, ditambah lagi, harga per liternya naik tinggi. ”Harganya naik gila-gilaan, minyak tanahnya juga susah didapat. Seharusnya pemerintah memperhatikan hal seperti ini, minyak tanah kan masih jadi kebutuhan utama bagi ibu-ibu masa harus dilakukan pembatasan,” ujarnya.
Sementara itu Anggota Deprov Sulut, Komisi III, Djenrie Keintjem menyayangkan adanya pembatasan MT pada saat daerah Sulut akan merayakan hari-hari besar. “Sulut lebih khusus bagi umat Kristen akan merayakan natal dan tahun baru, dan ini sangat disayangkan sekali jika pertamina melakukan pembatasan MT,” ungkapnya.
Apalagi sekarang ini lanjut Keintjem, harga minyak tanah ditingkat pengecer melambung tinggi sehingga harus jadi perhatian pertamina sendiri. Solusi yang telah dilakukan pemerintah dengan menggantikan gas elpiji beberapa waktu lalu itu, tidak tersosialisasi dengan baik sehingga rata-rata masyarakat enggan menggunakan barang tersebut. “Rata-rata masyarakat enggan menggunakan gas elpiji, sebab mereka berpikir resiko yang akan terjadi,” tegas Keintjem.
Kata Keintjem lagi, harus ada political will dari pemerintah di kota/kabupaten dan provinsi untuk memberikan usul saran kepada pertamina agar pembatasan itu dilaksanakan secara periodic, artinya perlahan-lahan dilakukan pengurangan dan harga itu naik karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan MT sampai hari ini. Dan itu sebaiknya dilaksanakan di tahun 2012 nanti. (is)