Minut, BeritaManado.com – Muda, cerdas, memiliki visi jelas. Sosok Andhika Baramuli menjadi jagoan baru para milenial dan Gen Z Minahasa Utara untuk melenggang ke DPRD Sulut.
Dalam beberapa dialog dengan para pemuda, Andhika Baramuli dititipi pesan agar bisa memperjuangkan ketersediaan lapangan kerja bagi anak muda.
“Penyampaian yang to the point, sangat jelas mencerminkan semangat dan harapan baru dari teman-teman milenial dan Gen Z,” ujar Andhika ketika menerima banyak sekali masukan dari para milenial dan gen Z, Sulawesi Utara, khususnya Kabupaten Minahasa Utara.
Merespon permintaan para milenial dan Gen Z, Ketua Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) Minahasa Utara ini memiliki pendapat bahwa untuk mempercepat dan meningkatkan cakupan ketersediaan lapangan kerja, butuh kebersamaan berupa keterlibatan kolektif secara aktif dan kreatif dari semua pihak, baik pemerintah maupun swasta.
“Sebagai anak muda, dari semua faktor yang ada, saya melihat persoalan ini bermuara pada adanya iklim investasi yang kondusif dan kompetensi sumber daya manusia itu sendiri. Terkait iklim investasi, saya berharap pemerintah dapat memupuk terciptanya iklim yang menarik investasi ke daerah maupun menciptakan investasi atau usaha-usaha baru dari wirausaha lokal secara organik,” ujarnya.
Lebih jauh, Andhika Baramuli meminta pemerintah perlu lebih memperhatikan regulasi yang mendukung investasi baik di tingkat nasional maupun daerah yang perlu ada kepastian hukum, transparansi dan penyederhanaan dalam proses perizinan.
Di sisi lain, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus benar-benar unggul.
“Saya teringat pepatah Cina yang mengatakan: Berikan seseorang ikan, dia akan makan untuk sehari. Ajarkan seseorang cara menangkap ikan, dia akan makan seumur hidupnya. Membangun sumber daya manusia, baik dari segi formal maupun informal sangat penting apalagi kita akan menghadapi bonus demografi,” kata Masters of Science in Management Imperial College London, Inggris itu.
Pria kelahiran Singapura, 16 Oktober 1992 ini juga mendukung wajib belajar 12 tahun berikut dengan kurikulum merdeka yang saat ini berlaku, namun menurutnya perlu juga ada upaya ekstra untuk membekali generasi muda dengan competitive advantage keunggulan dalam daya saing melalui aspek informal.
Daya saing ini bisa digenjot melalui program-program short course atau sertifikasi profesi, seperti pelatihan bahasa asing, tidak saja bahasa Inggris tetapi juga bahasa Mandarin, Perancis, Jepang, dan Korea serta ilmu komputer, pengoperasian alat berat, dan kelas atau pendampingan kewirausahaan sesuai minat dan bakat setiap pemuda.
“Keberhasilan dari para pemuda hari ini akan menentukan masa depan bangsa. Semoga melalui keberhasilan pemuda-pemudinya, kita bersama menjadikan provinsi Sulawesi Utara terdepan dalam menyongsong Indonesia emas 2045,” tutup Andhika.
(Finda Muhtar)