Likupang—Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan secara mendadak oleh pemerintah pusat, Senin (17/11/2014) malam, berimbas pada kehidupan para nelayan di pesisir pantai Likupang.
Mereka menjerit akibat lonjakan harga BBM yang cukup tinggi yaitu menembus angka Rp8500 untuk premium sementara solar menjadi Rp7500.
Warga likupang yang sebagian besar nelayan sangat merasakan kenaikan BBM yang tiba-tiba ini. Hal ini membuat banyak pemilik kapal dan perahu tangkapan enggan melaut.
Pantauan BeritaManado.com di pesisir Pantai Likupang Selasa (18/11/2014), tepatnya di Desa Likupang II, banyak perahu katinting dan kapal-kapal kecil tertambat di bibir pantai. Seperti diketahui, di Likupang I dan II saat ini baik solar maupun premium sangat sulit ditemukan. Satu-satunya SPBU yang melayani daerah Likupang raya tutup karena kehabisan stok. Sedangkan SPBU solar program dari kelautan dan perikanan kerjasama dengan Pertamina yang khusus melayani nelayan, meskipun sudah berdiri tapi belum bisa melayani pembelian.
“Sejauh ini pemerintah belum membantu untuk menaikan harga hasil ikan tangkapan kami, lalu sekarang BBM sudah naik dan sulit ditemukan. Kami sekarang hanya bisa menunggu kebijakan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan BBM,” kata nelayan Likupang II Jonatan Katimaeng.
Sementara Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Minut Sarjan Maramis, meminta pemerintah menerapkan kebijakan khusus untuk para nelayan di Likupang. “Misalnya dengan mempermudah pengurusan kartu nelayan,” ujarnya.(finda)