Manado, BeritaManado.com — Usaha kembang dan peti mati ternyata mengalami dampak buruk juga karena pandemi COVID-19.
Dalam penulusuran BeritaManado.com, ditemukan bahwa wabah non alam ini telah menurunkan pendapatan pelaku usaha penyedia jasa dan perlengkapan duka ini.
Hal ini sebagaimana dikatakan Indra Ronoko, pemilik usaha kembang ‘Damai’.
“Sudah 4 bulan sejak COVID-19 melanda kota Manado, omset kami jadi sangat jauh menurun,” kata Indra Ronoko kepada BeritaManado.com, Selasa (4/8/2020).
Dibandingkan dengan sebelum pandemi, menurut Indra setiap hari pasti ada pesanan.
“Tapi sekarang dalam seminggu sudah bersyukur kalau bisa dapat 2 sampai 3 orderan,” ujarnya.
Menurut Indra, untuk bisa bertahan maka harus memiliki usaha tambahan.
“Karena hasil yang didapat harus dicukup-cukupkan dengan gaji karyawan,” ucapnya.
Indra yang tempat usahanya di depan kamar jenazah RSUP Prof Kandou mengungkapkan penyebab turunnya pendapatan.
“Mungkin lebih banyak yang dimakamkan secara protap COVID-19,” tutur Indra sembari tertawa.
Dia juga menyebutkan harga penjualan yang ditawarkan bervariasi.
“Yang paling murah Rp1,750 juta dan yang paling mahal Rp15 juta per paket,” sebut Indra.
Dijelaskannya paket yang ditawarkan tersebut terdiri dari peti, pakaian lengkap seperti jas atau gaun, kembang dan dekorasi di rumah duka.
“Tersedia juga ambulans, tapi harganya sesuai jarak,” imbuhnya.
(BennyManoppo)