Kemacetan di ruas Ahmad Yani Sario semakin panjang dari biasanya
Manado – Rekayasa lalulintas termasuk sistem jalur satu arah (oneway traffick) bertujuan mengurangi kemacetan lalulintas untuk menjamin kenyamanan masyarakat dan pengguna jalan.
Jika suatu kebijakan berhasil meningkatkan kenyamanan masyarakat maka kebijakan tersebut perlu dipertahankan.
Tapi jika yang terjadi sebaliknya alias masyarakat justru merasa tidak nyaman maka kebijakan tersebut harus dihentikan.
Terkait kebijakan lalulintas jalur satu arah, ternyata dari sekian banyak masyarakat Kota Manado yang dimintai tanggapan oleh kru BeritaManado.com, tak satupun menjawab setuju.
Bilang pa walikota (Walikota Manado) co coba sama deng torang nae mikro tiap hari – Fia
Berbagai alasan diutarakan masyarakat seperti: waktu tempuh bertambah karena jarak semakin jauh dan terjebak macet, bahkan pekerja swasta mengeluh sering terlambat masuk kerja akibat perubahan jalur.
“Aduuh, kalu motanya skarang ini so lebeh siksa. Kita stres kalu mo nae mikro, itu jalang lebeh macet kong waktu lebeh lama mo sampe di tujuan,” ujar Fia Gunde, pekerja swasta warga Malalayang dengan raut muka kecewa dengan dialeg Manado, Rabu (10/2/2016).
Fia berharap keluhan masyarakat yang semakin menderita akibat penerapan jalur satu arah didengar pemerintah karena pemerintah berkewajiban memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
“Bukan hanya saya, dimana-mana orang mengatakan kebijakan ini semakin membuat rakyat menderita, apalagi jalur satu arah pernah dilakukan empat tahun lalu dan ternyata tidak berhasil. Sangat aneh jika aspirasi kami ini tidak didengar. Hakekat suatu pemerintahan adalah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, yang terjadi sekarang sebaliknya, rakyat semakin disusahkan pemerintah,” tegas Fia dengan nada tinggi. (jerrypalohoon)
Baca juga:
- Mengejutkan! Pengakuan Pengguna Jalan Akibat Jalur Satu Arah
- Astaga! Jalur Satu Arah Pengalihan Isu Pilkada Manado?
- Personil DPRD Manado Minta Pertimbangkan Kembali Tanggal Pilkada Manado