
Manado — Program pengembangan homestay untuk menunjang sektor pariwisata dengan pembiayaan dari APBD baru pertama kali di Indonesia.
“Program homestay sudah ada di 17 Propinsi tetapi yang masuk dalam APBD baru pertam kali di Indonesia yakni di Kota Manado,” ungkap Tenaga Ahli Bidang Destinasi Kementerian Pariwisata RI Wiwin Iswandi Diola, Rabu (30/05/2018), saat membawakan materi dalam kegiatan Sosialisasi Penataan Homestay oleh Dinas Pariwisata Kota Manado di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan
Menurutnya, Program skala prioritas tahun 2018 sektor Pariwisata menempati urutan kedua dibawah Pertanian.
Untuk Indonesia Pariwisata sebagai penyumbang PDB, Devisa dan lapangan kerja yang paling murah dan mudah.
“Target untuk tahun 2019 yang beekunjung di Indonesia 20 juta wisatawan manca negara. Berdasarkan data 2014 pertumbuhan wisatawan 10,3% tahun 2019 17,6% sedangkan homestay dari 2014 sampai 2019 pertumbuhan masih diangka 8%. Kenapa memilih Homestay..? Karena bangun hotel 5 tahun (high-cost tourism) sedangkan homestay hanya 6 bulan (low cost tourism, berada di desa wisata, arsitektur nusantara),” jelas Wiwin Iswandi Diola.
Dilanjutkannya, Program prioritas top 3 adalah Homestay Desa Wisata sebagai bagian dari kebijakan pemerataan ekonomi nasional.
Konsep Jokowi mengembangkan Pariwisata Pedesaan. Intinya ada pemerataan ekonomi masyarakat.
“Hasil atau manfaat program homestay kedepan antara lain; dipromosikan untuk kebutuhan wisata, ada pelatihan kapasitas pengolahan homestay, homestay tak ada pajak jadi penghasilannya full untuk masyarakat, dan terdaftar secara nasional. Harga homestay akan ada standartrisasi,” pungkas Wiwin Iswandi.
(Jones)
Baca juga: