Langowan, BeritaManado.com — Makam sang perintis kembalinya misi Katolik di Sulawesi Utara (Keuskupan Manado) Daniel Mandagi dikabarkan segera dipindahkan ke kawasan wisata religi Desa Kawatak.
Demikian disampaikan Pastor Leksi Nangoy Pr (Vikep Tondano) kepada BeritaManado.com, Sabtu (9/6/2018) kemarin.
Menurut Nangoy, hal tersebut didasari oleh beberapa pertimbangan dan kesepatan bersama Pastores di Kevikepan Tondano termasuk Paroki St. Petrus Langowan, wilayah dimana makam Daniel Mandagi dan isterinya saat ini berada.
“Sebagaimana diketahui bersama, Daniel Mandagi adalah perintis sekaligus pelopor masuknya kembali serta berkembangnya Gereja Katolik di Keuskupan Manado, secara khusus Kevikepan Tondano-Minahasa Tenggara,” ungkap Nangoy.
Adapun maksud dan tujuan pemindahan makam Daniel Mandagi tersebut antara lain yaitu memberi penghargaan dan penghormatan yang layak bagi untuk mereka yang berjasa dalam gereja serta memahami fakta sejarah gereja.
Yang cukup penting diketahui yaitu agarumat Katolik di Kevikepan Tondano menyadari bahwa tokoh yang mengukir sejarah iman masuk dan berkembangnya kembali Gereja Katolik di Keuskupan Manado berasal dari Kevikepan Tondano.
“Tentu dengan demikian diharapkan, umat Katolik Keuskupan Manado akan lebih mengenal umat Katolik Kevikepan Tondano sebagai salah satu poros bersejarah bagi perkembangan umat secara umum. Dengan demikian ini tentunya akan menjadi objek wisata religi bagi umat dan masyarakat umum dengan menghadirkan makam, monument dan museum,” tutur Nangoy.
Mengenai rencana tersbeut, saat ini sedang dalam tahap awal berupa pembangunan makam baru serta mempersiapkan pemindahan kerangka jenazah serta perayaan puncak Tahun Yubelium tingkat Kevikepan Tondano.
Sebagaimana diketahui bahwa Daniel Mandagi yang memiliki keinginan kuat untuk mempermandikan anaknya Agustinus Demel Mandagi menurut tata cara Gereja Katolik mengirimkan surat kepada Uskup Batavian sekitar tahun 1868.
Permintaannya disetujui dan diutuslan seorang misionaris Jesuit yaitu Pater Johanis de Vries SJ yang pada tanggal 14 September 1868 mendarat di Pelabuhan Kema, selanjutnya berada di Langowan tanggal 18 September dan melakukan upacara Sakramen Permandian keesokan harinya 19 September 1868.
Dalam hal ini, Nangoy juga menambahkan bahwa untuk makam Tentji Londa (isteri Daniel Mandagi) rencana pemindahannya masih akan dibicarakan dengan pihak keluarga terkait, agar segala sesuatunya berjalan lancar.
(Frangki Wullur)