Bitung – Keterlibatan aparat pemerintah dalam Pemilu calon legislatif (Pilcaleg) beberapa waktu lalu rupanya bukan hanya sebatas isu belaka. Pasalnya sejumlah lurah, kepala lingkungan (Pala) dan RT mengakui jika mereka mendapat instruksi untuk ikut mengamankan beberapa Caleg dengan tujuan bisa mendapatkan suara terbantak di tiap TPS.
“Sejumlah lurah, Pala dan RT mengaku mendapat perintah untuk menggalang dukungan untuk Caleg tertentu. Dan itu mereka katakana langsung kepada saya,” kata Alamsyah Djohan, salah satu anggota Aliansi Masyarakat Gugat Pemilu lintas Parpol, Selasa (22/4/2014).
Namun sayangnya, kata Alamsyah, para lurah, Pala dan RT terlalu takut untuk bersaksi didepan Panwas dengan alasan pekerjaan. “Mereka takut dinonjobkan dan dipecat jika melaporkan apalagi menjadi saksi,” katanya.
Akibatnya kata dia, informasi soal keterlibatan aparat pemerintah dalam Pilcaleg terkesan hanya isu belaka karena tak ada bukti kuat. Kendati secara pribadi ada sejumlah lurah, Pala dan RT yang mengakui jika memang mereka diminta untuk terlibat mengamankan Caleg tertentu.
“Ini sudah sistimatis yang sangat sulit dibuktikan, kecuali tertangkap tangan seperti salah satu oknum lurah di Kecamatan Madidir yang pembicaraannya menekan Pala dan RT untuk mencari dukungan terhadap salah satu Caleg berhasil direkam,” katanya.
Pun demikian, Alamsyah hanya berharap, para lurah, Pala dan RT bisa berjiwa kasatria dan membongkar ke publik soal instruksi yang mereka dapatkan untuk mengamankan sejumlah Caleg dalam Pilcaleg. Agar kedepannya, netralitas aparat pemerintah betul-betul bisa diterapkan, bukan hanya sebatas himbauan belaka.(abinenobm)