Manado, BeritaManado.com – Rapat paripurna tutup buka masa persidangan, laporan alat kelengkapan dewan dan hasil reses, Selasa (5/6/2018) sore, dimanfaatkan maksimal oleh juru bicara anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dapil Minsel dan Mitra, Pnt. Billy Lombok SH.
Harga kopra yang menukik tajam sekitar Rp. 5.000 per kilogram memukul perekonomian masyarakat petani, membuat meradang wakil rakyat, Billy Lombok.
“Aspirasi dari daerah pemilihan kami akan kami serahkan, tapi ada yang perlu dijelaskan, dicarikan solusi oleh pemerintah.Kopra saat reses seharga 6.800 ini pun sudah sangat rendah, saat ini sudah 5.000, kami harapkan pemerintah melihat dampak ekonomi ini,” ujar Billy Lombok dari kursi di ruangan rapat paripurna.
Wagub Steven Kandouw mewakilli Gubernur Olly Dondokambey langsung merespon pertanyaan Billy Lombok, mengatakan bahwa harga kopra sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar.
“Bapak gubernur telah bertemu para pengusaha, ternyata produksi kopra di Sulut dibanjiri dengan produk kopra dari Maluku hingga mekanisme pasar berlaku, hasil kopra jadi begitu banyak. Dan tentu saja pemerintah terus mencari solusi,” jelas Steven Kandouw seraya memberikan apresiasi kepada Billy Lombok atas penyampaian yang menggaris bawahi kepentingan rakyat ini.
Kepada BeritaManado.com, usai rapat paripurna, Billy Lombok pun memberikan apresiasi atas respons cepat pemerintah, tapi menurutnya apresiasi itu belum utuh apabila belum ditindaklanjuti.
“Ada mekanisme pasar, tapi juga ada mekanisme intervensi pemerintah. Alur yang dijelaskan bapak wakil gubernur tadi sudah dapat dipahami dan perlu petani tahu, tapi petani tentu mengharapkan solusi, solusi perdagangan diatur sedemikian rupa hingga kepentingan petani sulut ter-cover,” pungkas Billy Lombok.
Diketahui, rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD Sulut, Andrei Angouw, didampingi wakil ketua Stefanus Vreeke Runtu, Marthen Manopo dan Wenny Lumentut.
(JerryPalohoon)
Manado, BeritaManado.com – Rapat paripurna tutup buka masa persidangan, laporan alat kelengkapan dewan dan hasil reses, Selasa (5/6/2018) sore, dimanfaatkan maksimal oleh juru bicara anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dapil Minsel dan Mitra, Pnt. Billy Lombok SH.
Harga kopra yang menukik tajam sekitar Rp. 5.000 per kilogram memukul perekonomian masyarakat petani, membuat meradang wakil rakyat, Billy Lombok.
“Aspirasi dari daerah pemilihan kami akan kami serahkan, tapi ada yang perlu dijelaskan, dicarikan solusi oleh pemerintah.Kopra saat reses seharga 6.800 ini pun sudah sangat rendah, saat ini sudah 5.000, kami harapkan pemerintah melihat dampak ekonomi ini,” ujar Billy Lombok dari kursi di ruangan rapat paripurna.
Wagub Steven Kandouw mewakilli Gubernur Olly Dondokambey langsung merespon pertanyaan Billy Lombok, mengatakan bahwa harga kopra sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar.
“Bapak gubernur telah bertemu para pengusaha, ternyata produksi kopra di Sulut dibanjiri dengan produk kopra dari Maluku hingga mekanisme pasar berlaku, hasil kopra jadi begitu banyak. Dan tentu saja pemerintah terus mencari solusi,” jelas Steven Kandouw seraya memberikan apresiasi kepada Billy Lombok atas penyampaian yang menggaris bawahi kepentingan rakyat ini.
Kepada BeritaManado.com, usai rapat paripurna, Billy Lombok pun memberikan apresiasi atas respons cepat pemerintah, tapi menurutnya apresiasi itu belum utuh apabila belum ditindaklanjuti.
“Ada mekanisme pasar, tapi juga ada mekanisme intervensi pemerintah. Alur yang dijelaskan bapak wakil gubernur tadi sudah dapat dipahami dan perlu petani tahu, tapi petani tentu mengharapkan solusi, solusi perdagangan diatur sedemikian rupa hingga kepentingan petani sulut ter-cover,” pungkas Billy Lombok.
Diketahui, rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD Sulut, Andrei Angouw, didampingi wakil ketua Stefanus Vreeke Runtu, Marthen Manopo dan Wenny Lumentut.
(JerryPalohoon)