PENDIDIKAN – Pemerintah Daerah harus benar2 peduli akan bencana karena bencana alam di SULUT melihat pada sejarah hampir setiap tahun terjadi maka wajar jika dianggarkan dalam APBD 2011, diharapkan dana bencana alam ini bukan hanya digunakan saat bencana terjadi tapi yang paling penting untuk memitigasi bencana alam itu sendiri maka upaya Membangun Masyarakat Sadar Bencana jauh lebih murah dan resiko korban jiwanya seperti uraian dibawah ini :
Membangun Masyarakat Sadar Bencana di SULUT
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/19/membangun-masyarakat-sadar-bencana/
Sulawesi Utara dikelilingi oleh 7 Lempengan 2 Patahan dan Busur Gunung Berapi,
7 Lempengan:
– Eurasia Plate (Lempengan Eurasia),
– Philipine Plate (Lempengan Philipina),
– Pacific Plate (Lempengan Pacific)
– Australia Plate (Lempengan Australia),
– Sangihe Plate (Lempengan Sangihe),
– Moluca Sea Plate (Lempengan Laut Maluku)
– Halmahera Plate (Lempengan Halmahera).
2 Patahan yang berpengaruh diSULUT:
– Patahan Palu Koro
– Patahan Gorontalo
– Patahan Sorong
3 Patahan Lokal :
– Patahan Manado
– Patahan Amurang
– Patahan Bolmong
Dengan kondisi seperti diatas maka SULUT sangat berpotensi terjadi Gempa
Bumi,Tsunami,Banjir dan Longsor. Untuk itulah mari kita memberi pendidikan
kepada masyarakat SULUT untuk supaya lebih memahami tentang bencana sehingga resiko-resiko yg ditimbulkan oleh bencana alam dapat diMitigasi dengan cara Membangun Masyarakat Sulut Sadar Bencana. Lewat event ini kita bisa saling tukar pengalaman untuk lebih memahami dan ikut memasyarakatkan resiko-resiko dan cara-cara mengenal fenemona terjadinya Bencana Alam di SULUT
Dua cara mitigasi Gempa :
I. Usaha mitigasi gempa dan tsunami secara teknik
1. Perlunya penerapan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan IPB(Ijin Penggunaan Bangunan) secara ketat untuk bangunan diatas dua tingkat baik bangunan pribadi maupun bangunan publik. IMB diberikan oleh instansi pemerintah terkait sedangkan IPB diberikan oleh Tim Independen yang diambil dari Fakultas Teknik, Kimpraswil, Pertambangan, Lingkungan Hidup dengan tugas mengadakan pengujian hasil perhitungan yang telah direncanakan oleh pihak pengemban. Hal ini perlu
didukung oleh PERDA
2. Beban Gempa adalah beban Dinamis sedangkan analisa bebannya dapat
menggunanakan cara statis seperti menggunakan rumus-rumus statis serta
koefisien-koefisien gempa yang mengacu pada peraturan standart pembebanan gempa di Indonesia,sedangkan cara dinamis dapat menggunakan analisa numerik dengan bantuan program seperti yg terdapat pada web belajar ilmu gempa http://www.iris.edu/hq/ yang menggunakan data langsung dari alat seismograf dll
3. Perlunya pemasangan alat berbasis teknologi informasi seperti Global Earlier Warning System untuk pencegahan bahaya tsunami
4. Perlunya pengadaan Laboratorium Gempa di Fakultas Tenik yang berisi
perlatan seperti Shacker Table, Seismograf untuk melakukan penelitian lebih
lanjut masalah gempa dan tsunami serta data riwayat gempa dan tanah yg cukup lengkap
5. Perlunya pemberian matapelajaran mengenai pengenalan dan penanggulangan gempa disekolah sekolah seperti
http://www.youtube.com/watch?v=ItcPIAn5ESc&feature=related , sementara untuk matakuliah di jurusan yang terkait dengan bangunan teknik sipil dalam
analisanya perlu menghitung pengaruh gempa.
6. Perlu adanya badan penanggulangan gempa yang terdiri dari orang-orang yang terlatih dalam penangan masalah gempa dan tsunami
7. Perlu penataan tata ruang selain mengontrol keindahan dan penataan bangunan juga untuk mengatur lokasi-lokasi seperti bangunan ataupun areal yang dapat dijadikan sebagai tempat penyelamatan pada saat terjadi gempa ataupun tsunami
II. Usaha mitigasi secara non teknik :
Usaha mitigasi secara non teknik yaitu dengan menggunakan rumus sbb :
Resiko Gempa = Bencana Gempa/Ketahanan Masyarakat
Jadi dari formula diatas dapat dilihat jelas bahwa untuk memitigasi Resiko
Gempa maka upaya upaya yang diperlukan adalah Memberdayakan Ketahanan Masyarakat yaitu dengan Mengetahui Tentang Asal Mula Terjadinya Gempa, Memahami Peringatan Dini, Sadar Akan Resiko, Serta Paham Bagaimana Menghadapi Musibah Gempa. upaya upaya untuk membangun Ketahanan Masyarakat dapat diikuti sebagai berikut :
1. Memahami tentang terjadinya gempa :
Masyarakat harus mengetahui tentang bagaimana terjadinya gempa
Secara umum Gempa bumi terdiri dari :
– Gempa Vulkanik (terjadi akibat proses pada gunung berapi seperti letusan
gunung berapi),
– Gempa Tektonik (Terjadi akibat proses pergeseran lempengan atau patahan dalam perut bumi)
– Gempa akibat adanya jatuhan Benda Angkasa seperti Meteor
– Gempa diakibatkan oleh percobaan Nuklir.
Adapun Tsunami dapat diartikan sebagai :
Gelombang yang mempunyai daya rusak cukup tinggi dan disebabkan oleh Gempa baik gempa vulkanik, gempa tektonik, jatuhan meteor ataupun percobaan nuklir yang terjadi dilaut.
2. Cara cara memahami peringatan dini dapat dilihat sebagai berikut :
– Masyarakat Sulawesi Utara harus menyadari bahwa daerah yang kita huni ini adalah daerah rawan gempa.
– Gejala terjadinya tsunami biasanya terjadi setelah gempa antara 3 – 60 menit bagi masyarakat yang berada disekitar pantai dapat melihat apabila air laut surut secara tiba-tiba maka segera mencari tempat ketinggian yang kuat seperti bangunan bertingkat, bukit, pohon diatas 5 m.
– Apabila Gempa anak-anak sekolah dilatih secara otomatis masuk dibawah
meja belajar masing-masing dengan posisi jongkok. Kalau berada diluar
ruangan mencari lapangan yang terbuka jauh dari bangunan-bangunan apalagi bangunan bertingkat.
– Apabila Gempa masyarakat yang berada digedung bertingkat segera mencari tempat berlindung seperti masuk dibawah meja untuk berlindung dari jatuhnya benda-benda yang berbahaya bagi manusia tidak perlu berlarian keluar gedung karena kalau Gempa yang berkekuatan cukup tinggi diatas 7 M maka dapat terjadi keruntuhan bangunan maka tindakan berlari keluar percuma saja.
– Perhatikan pula tanda-tanda alam seperti perilaku Hewan biasanya hewan
berperilaku aneh apabila ada kejadian alam yang berbahaya, kalau bencana
gunung berapi yang mengeluarkan asap beracun dapat memanfaatkan hewan
untuk berlari menghindar.
– Manfaatkan corong-corong yang ada baik di Gereja, Mesjid untuk
menginformasikan secepat mungkin apabila terjadi gempa atau gejala tsunami
– Barang-barang yang paling penting untuk tindakan penyelamatan yang perlu
disediakan adalah makanan dan minuman instant serta lampu senter.
WEBSITE yg bisa menambah pengetahuan tentang GEMPA BUMI
1. Bagaimana anak2 menyelamatkan diri pada saat gempa:
2.Belajar ilmu Gempa
http://www.iris.edu/hq/
3.Peta Zonasi Gempa yg baru 2010
http://rovicky.files.wordpress.com/2010/07/peta10_50.jpg
4.Software gempa USGS
http://earthquake.usgs.gov/hazards/designmaps/
5.Lomba Anak SMU mendesain gedung tahan gempa
Fabian J Manoppo
Laboratory of Soil Mechanics and Geotechnical Enginering
Civil Department Faculty of Engineering
Sam Ratulangi University
Manado-Indonesia
http://fabianmanoppo.blogspot.com/
http://www.facebook.com/fmanoppo
http://www.kompasiana.com/fabianjm
PENDIDIKAN – Pemerintah Daerah harus benar2 peduli akan bencana karena bencana alam di SULUT melihat pada sejarah hampir setiap tahun terjadi maka wajar jika dianggarkan dalam APBD 2011, diharapkan dana bencana alam ini bukan hanya digunakan saat bencana terjadi tapi yang paling penting untuk memitigasi bencana alam itu sendiri maka upaya Membangun Masyarakat Sadar Bencana jauh lebih murah dan resiko korban jiwanya seperti uraian dibawah ini :
Membangun Masyarakat Sadar Bencana di SULUT
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/19/membangun-masyarakat-sadar-bencana/
Sulawesi Utara dikelilingi oleh 7 Lempengan 2 Patahan dan Busur Gunung Berapi,
7 Lempengan:
– Eurasia Plate (Lempengan Eurasia),
– Philipine Plate (Lempengan Philipina),
– Pacific Plate (Lempengan Pacific)
– Australia Plate (Lempengan Australia),
– Sangihe Plate (Lempengan Sangihe),
– Moluca Sea Plate (Lempengan Laut Maluku)
– Halmahera Plate (Lempengan Halmahera).
2 Patahan yang berpengaruh diSULUT:
– Patahan Palu Koro
– Patahan Gorontalo
– Patahan Sorong
3 Patahan Lokal :
– Patahan Manado
– Patahan Amurang
– Patahan Bolmong
Dengan kondisi seperti diatas maka SULUT sangat berpotensi terjadi Gempa
Bumi,Tsunami,Banjir dan Longsor. Untuk itulah mari kita memberi pendidikan
kepada masyarakat SULUT untuk supaya lebih memahami tentang bencana sehingga resiko-resiko yg ditimbulkan oleh bencana alam dapat diMitigasi dengan cara Membangun Masyarakat Sulut Sadar Bencana. Lewat event ini kita bisa saling tukar pengalaman untuk lebih memahami dan ikut memasyarakatkan resiko-resiko dan cara-cara mengenal fenemona terjadinya Bencana Alam di SULUT
Dua cara mitigasi Gempa :
I. Usaha mitigasi gempa dan tsunami secara teknik
1. Perlunya penerapan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan IPB(Ijin Penggunaan Bangunan) secara ketat untuk bangunan diatas dua tingkat baik bangunan pribadi maupun bangunan publik. IMB diberikan oleh instansi pemerintah terkait sedangkan IPB diberikan oleh Tim Independen yang diambil dari Fakultas Teknik, Kimpraswil, Pertambangan, Lingkungan Hidup dengan tugas mengadakan pengujian hasil perhitungan yang telah direncanakan oleh pihak pengemban. Hal ini perlu
didukung oleh PERDA
2. Beban Gempa adalah beban Dinamis sedangkan analisa bebannya dapat
menggunanakan cara statis seperti menggunakan rumus-rumus statis serta
koefisien-koefisien gempa yang mengacu pada peraturan standart pembebanan gempa di Indonesia,sedangkan cara dinamis dapat menggunakan analisa numerik dengan bantuan program seperti yg terdapat pada web belajar ilmu gempa http://www.iris.edu/hq/ yang menggunakan data langsung dari alat seismograf dll
3. Perlunya pemasangan alat berbasis teknologi informasi seperti Global Earlier Warning System untuk pencegahan bahaya tsunami
4. Perlunya pengadaan Laboratorium Gempa di Fakultas Tenik yang berisi
perlatan seperti Shacker Table, Seismograf untuk melakukan penelitian lebih
lanjut masalah gempa dan tsunami serta data riwayat gempa dan tanah yg cukup lengkap
5. Perlunya pemberian matapelajaran mengenai pengenalan dan penanggulangan gempa disekolah sekolah seperti
http://www.youtube.com/watch?v=ItcPIAn5ESc&feature=related , sementara untuk matakuliah di jurusan yang terkait dengan bangunan teknik sipil dalam
analisanya perlu menghitung pengaruh gempa.
6. Perlu adanya badan penanggulangan gempa yang terdiri dari orang-orang yang terlatih dalam penangan masalah gempa dan tsunami
7. Perlu penataan tata ruang selain mengontrol keindahan dan penataan bangunan juga untuk mengatur lokasi-lokasi seperti bangunan ataupun areal yang dapat dijadikan sebagai tempat penyelamatan pada saat terjadi gempa ataupun tsunami
II. Usaha mitigasi secara non teknik :
Usaha mitigasi secara non teknik yaitu dengan menggunakan rumus sbb :
Resiko Gempa = Bencana Gempa/Ketahanan Masyarakat
Jadi dari formula diatas dapat dilihat jelas bahwa untuk memitigasi Resiko
Gempa maka upaya upaya yang diperlukan adalah Memberdayakan Ketahanan Masyarakat yaitu dengan Mengetahui Tentang Asal Mula Terjadinya Gempa, Memahami Peringatan Dini, Sadar Akan Resiko, Serta Paham Bagaimana Menghadapi Musibah Gempa. upaya upaya untuk membangun Ketahanan Masyarakat dapat diikuti sebagai berikut :
1. Memahami tentang terjadinya gempa :
Masyarakat harus mengetahui tentang bagaimana terjadinya gempa
Secara umum Gempa bumi terdiri dari :
– Gempa Vulkanik (terjadi akibat proses pada gunung berapi seperti letusan
gunung berapi),
– Gempa Tektonik (Terjadi akibat proses pergeseran lempengan atau patahan dalam perut bumi)
– Gempa akibat adanya jatuhan Benda Angkasa seperti Meteor
– Gempa diakibatkan oleh percobaan Nuklir.
Adapun Tsunami dapat diartikan sebagai :
Gelombang yang mempunyai daya rusak cukup tinggi dan disebabkan oleh Gempa baik gempa vulkanik, gempa tektonik, jatuhan meteor ataupun percobaan nuklir yang terjadi dilaut.
2. Cara cara memahami peringatan dini dapat dilihat sebagai berikut :
– Masyarakat Sulawesi Utara harus menyadari bahwa daerah yang kita huni ini adalah daerah rawan gempa.
– Gejala terjadinya tsunami biasanya terjadi setelah gempa antara 3 – 60 menit bagi masyarakat yang berada disekitar pantai dapat melihat apabila air laut surut secara tiba-tiba maka segera mencari tempat ketinggian yang kuat seperti bangunan bertingkat, bukit, pohon diatas 5 m.
– Apabila Gempa anak-anak sekolah dilatih secara otomatis masuk dibawah
meja belajar masing-masing dengan posisi jongkok. Kalau berada diluar
ruangan mencari lapangan yang terbuka jauh dari bangunan-bangunan apalagi bangunan bertingkat.
– Apabila Gempa masyarakat yang berada digedung bertingkat segera mencari tempat berlindung seperti masuk dibawah meja untuk berlindung dari jatuhnya benda-benda yang berbahaya bagi manusia tidak perlu berlarian keluar gedung karena kalau Gempa yang berkekuatan cukup tinggi diatas 7 M maka dapat terjadi keruntuhan bangunan maka tindakan berlari keluar percuma saja.
– Perhatikan pula tanda-tanda alam seperti perilaku Hewan biasanya hewan
berperilaku aneh apabila ada kejadian alam yang berbahaya, kalau bencana
gunung berapi yang mengeluarkan asap beracun dapat memanfaatkan hewan
untuk berlari menghindar.
– Manfaatkan corong-corong yang ada baik di Gereja, Mesjid untuk
menginformasikan secepat mungkin apabila terjadi gempa atau gejala tsunami
– Barang-barang yang paling penting untuk tindakan penyelamatan yang perlu
disediakan adalah makanan dan minuman instant serta lampu senter.
WEBSITE yg bisa menambah pengetahuan tentang GEMPA BUMI
1. Bagaimana anak2 menyelamatkan diri pada saat gempa:
2.Belajar ilmu Gempa
http://www.iris.edu/hq/
3.Peta Zonasi Gempa yg baru 2010
http://rovicky.files.wordpress.com/2010/07/peta10_50.jpg
4.Software gempa USGS
http://earthquake.usgs.gov/hazards/designmaps/
5.Lomba Anak SMU mendesain gedung tahan gempa
Fabian J Manoppo
Laboratory of Soil Mechanics and Geotechnical Enginering
Civil Department Faculty of Engineering
Sam Ratulangi University
Manado-Indonesia
http://fabianmanoppo.blogspot.com/
http://www.facebook.com/fmanoppo
http://www.kompasiana.com/fabianjm