Manado, BeritaManado.com – Kisruh penempatan kepala sekolah (Kepsek) di Minahasa Utara (Minut) membuat publik geleng-geleng kepala.
Dalam rolling Kepsek SD-SMP, Senin (27/9/2021) malam, rupanya bukan hanya Rasni Bone yang menjadi korban karena sekolah yang ditujukan tidak terdata dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Data yang dihimpun, kesalahan juga terjadi pada dua orang guru yaitu Yolanda Roring dan Sarce Mamesah yang sama-sama diangkat menjadi Kepsek di SD Inpres Watudambo, Kecamatan Kauditan.
Kepada BeritaManado.com, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Minut Styvi Watupongoh membenarkan telah terjadi kesalahan dalam penyusunan Surat Keputusan (SK) mutasi kepala sekolah tersebut.
Styvi mengakui bahwa BKPP Minut sejauh ini tidak mengantongi data nama-nama sekolah di Minahasa Utara.
“BKPP tidak punya data keberadaan sekolah. Kami tidak tahu, dalam satu desa ada berapa sekolah dan nama sekolahnya apa saja. Kamin tidak tahu karena ada nama yang mirip sehingga terjadi kebingungan,” ujar Styvi, dikonfirmasi Rabu (29/9/2021).
Styvi Watupongoh menyebutkan, ada miss komunikasi dalam menginput nama calon kepsek dan sekolah yang ditujukan.
Untuk kasus Rasni Bone, sekolah yang dimaksudkan yaitu SD Kecil Mapanget bukan SD Kecil Warukapas.
Olehnya kesalahan fatal kali ini menjadi pembelajaran bagi BKPP juga dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan (Diknas) Minut agar lebih teliti.
“Kami mengintrospeksi diri, berkordinasi dengan Diknas untuk melakukan pendataan kembali data-data. Ini pengalaman pertama ada kesalahan pemasukan data di masa pemerintahan JGKWL (Joune Ganda Kevin William Lotulung),” tambah Styvi.
Lantas, para korban SK ini diminta untuk kembali bertugas sebagai guru di sekolah selanjutnya.
“Guru itu tetap mengajar di sekolah sebelumnya sampai menunggu revisi (SK) selanjutnya,” tutup Styvi.
Sebelumnya diberitakan seorang guru di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) bernama Rasni Bone terkejut karena sekolah yang menjadi lokasi tugas yang baru, justru tidak ditemukan dan tidak terdaftar.
(Finda Muhtar)