MANADO – Program swasembada beras oleh pemerintah pusat untuk mencapai produksi 700 ribu ton beras wajib didukung masyarakat dan pemerintahan daerah se-Indonesia. Akan hal itu, anggota deprov Eddyson Masengi mengajak masyarakat dan pemerintah di Sulawesi Utara dapat mensukseskan program tersebut.
Namun masalah yang mengganjal program besar ini, menurut Eddyson adalah kurangnya ketersediaan pupuk urea yang dibutuhkan para petani. “Nah, di lapangan ada masalah yang jangan dianggap remeh, yakni pupuk urea yang beberapa waktu ini tidak ada di pasaran,” tutur Eddyson.
Ditambahkannya, sebagai pupuk nitrogen, pupuk urea adalah pupuk utama tanaman pangan seperti padi, jagung dan lain-lain, sehingga dibutuhkan ketersediaan dalam proporsi besar. Selaku petani dirinya mengakui bahwa pupuk urea sangat sulit ditemukan di pasaran.
“Saya juga petani, memang benar pupuk ini sulit ditemukan, kalau toh ada, harganyapun pasti sudah naik. Jadi menurut saya jika program swasembada beras ini ingin sukses harus ada komitmen sungguh-sungguh dari pemerintah untuk menjamin ketersediaan pupuk urea ini,” tegasnya.
Hal lain dikatakan anggota DPRD Sulut Teddy Kumaat terkait program swasembada beras, yakni peningkatan produksi dan pengurangan komsumsi beras oleh masyarakat. “Kenapa selama ini terjadi pengurangan produksi beras, ternyata komsumsi beras dari masyarakat ini termasuk tinggi,” tandasnya.
Ketua Fraksi Barindra ini juga mengajak masyarakat memberdayaan untuk mengkomsumsi bahan pokok selain beras, seperti jagung, singkong, pisang dan jenis bahan makanan lain yang bisa dijadikan makanan pokok. “Masalahnya sekarang hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mau mengkomsumsi bahan pokok lain selain beras untuk dikomsumsi sehari-hari,” ujarnya. (mega)