MANADO – Pemprov Sulut merencanakan pembangunan gedung DPRD Sulut yang baru. Pihak dewan langsung merespon dengan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) rencana pembangunan gedung dewan dan trade centre.
Namun melihat kehadiran legislator di kantor dewan selama ini, menurut amatan wartawan, yang rajin tidak melebihi 40 persen. Pertanyaannya, apakah sudah perlu dibangun gedung dewan yang baru?
Pengamat poltik dan kemasyarakatan Sulut, Taufik Tumbelaka menilai, keinginan sebagian besar anggota dewan untuk sebuah gedung baru, tidak sejalan dengan tabiat kehadiran anggota dewan yang sangat minim.
“Ini bukan soal setuju atau tidak setuju. Logikanya, akan dibuat gedung dewan baru, sementara ruangan dewan yang ada sekarang setiap hari lebih banyak kosong daripada terisi. Kalaupun terisi, tidak lebih 40 persen,” ujar Tumbelaka kepada beritamanado, Jumat (17/6) siang tadi.
Sudah menjadi rahasia publik, kebanyakan anggota dewan hanya masuk kantor pada hari Senin hingga Rabu. Hari selanjutnya tidak kelihatan, kecuali ada agenda paripurna atau hearing. Bahkan ada beberapa anggota dewan yang tidak kelihatan berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Tragisnya, Feronika Ponto, anggota dewan yang baru dilantik dua pekan lalu, lebih sering absen dan jarang masuk kantor. (jry)
MANADO – Pemprov Sulut merencanakan pembangunan gedung DPRD Sulut yang baru. Pihak dewan langsung merespon dengan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) rencana pembangunan gedung dewan dan trade centre.
Namun melihat kehadiran legislator di kantor dewan selama ini, menurut amatan wartawan, yang rajin tidak melebihi 40 persen. Pertanyaannya, apakah sudah perlu dibangun gedung dewan yang baru?
Pengamat poltik dan kemasyarakatan Sulut, Taufik Tumbelaka menilai, keinginan sebagian besar anggota dewan untuk sebuah gedung baru, tidak sejalan dengan tabiat kehadiran anggota dewan yang sangat minim.
“Ini bukan soal setuju atau tidak setuju. Logikanya, akan dibuat gedung dewan baru, sementara ruangan dewan yang ada sekarang setiap hari lebih banyak kosong daripada terisi. Kalaupun terisi, tidak lebih 40 persen,” ujar Tumbelaka kepada beritamanado, Jumat (17/6) siang tadi.
Sudah menjadi rahasia publik, kebanyakan anggota dewan hanya masuk kantor pada hari Senin hingga Rabu. Hari selanjutnya tidak kelihatan, kecuali ada agenda paripurna atau hearing. Bahkan ada beberapa anggota dewan yang tidak kelihatan berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Tragisnya, Feronika Ponto, anggota dewan yang baru dilantik dua pekan lalu, lebih sering absen dan jarang masuk kantor. (jry)