Amurang—Perkelahian antar kampung (Tarkam) antara warga Desa Picuan vs Wanga di Kecamatan Motoling Timur berawal lantaran minuman keras. Selanjutnya, terjadi kontak berdarah. Akibatnya, ada korban jiwa berasal dari Desa Wanga. Merasa kalau Desa Wanga sudah ada korban jiwa. Maka, mereka pun membalas dengan melakukan sweeping. Lebih parah lagi, warga Picuan Raya tak bisa melewati Desa Wanga.
Melihat hal diatas, Pdt Letkol Jeffry Maramis, STh MTh ketika menghubungi media ini terpanggil untuk memberi pernyataan terkait kasus berdarah antara dua desa tersebut. ‘’Sebagai warga Minsel, yang pada umumnya merasa menyesal atas peristiwa itu. Pasalnya, sudah tiga warga yang meninggal. Pastinya, kasus ini ada aktor intelektual. Oleh sebab itu, pihak kepolisian harus menangkap aktor intelektual,’’ ujar Maramis.
Lanjut Maramis, lantaran sudah jadi seperti ini. Akibatnya, warga Picuan khususnya harus menyerahkan tersangka atau juga pelaku pembunuhan warga Wanga. Sebab, saat ini pun warga Picuan tak bisa melakukan aktifitas ke ibukota Minsel di Amurang. Lantaran, warga Wanga sudah melakukan sweeping di desa mereka.
‘’Selain itu, warga Picuan dan Wanga sebaiknya tahan diri. Serahkan saja kepada ihak kepolisian. Sebab, polisi adalah sarana paling baik untuk menyelesaikan kasus-kasus ini. Tetapi, terpenting disini adalah warga Picuan harus menyerahkan tersangka atau pelaku ke polisi untuk diproses lebih lanjut,’’ tegas lelaki muda yang selalu memantau perkembangan Minsel melalui media-media online tersebut. (and)