Manado, BeritaManado.com – Kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh beberapa oknum Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) kepada Nakhoda KM Gregorius dan KM Barcelona II beserta Anak Buah Kapal (ABK) mengakibatkan 4 orang mengalami cedera berat satu orang cedera ringan.
Korban inisial FM mengalami patah tulang hidung dan luka memar di sekujur tubuh, korban inisial FA mengalami memar di bagian wajah, korban inisial YD mengalami patah tulang tangan.
Dan lebih sadis lagi Nakhoda Kapal KM Gregorius AD alias Ade yang mengalami luka memar di bagian wajah sehingga tidak nampak lagi raut wajah asli.
Kejadian yang terjadi pada Rabu pagi pukul 06.30 Wita di dermaga 7 pelabuhan manado, menimbulkan berbagai kecaman di ruang publik media sosial yang ditujukan kepada para oknum POMAL yang berkantor di JL Bumi Beringin Kecamatan Wenang tersebut.
Salah satunya Richard Kundimang yang mewakili Ormas Adat Nusa Utara Ikatan Kekeluargaan Indonesia Sangihe Sitaro Talaud (IKISST) Kota Manado.
Menyampaikan tindakan yang dilakukan oleh para oknum anggota POMAL kepada para Nakhoda dan ABK di pelabuhan Manado, sudah sangat arogan dan tidak berprikemanusian.
“Mengapa saya katakan tidak berprikemanusiaan, karena sudah berujung pada kekerasan fisik yang mengakibatkan 4 korban mengalami cacat fisik di bagian wajah, hidung dan tangan,” tegas Sekertaris IKISST Manado kepada awak media. Jumat (06/10/2023)
Untuk itu saya meminta kepada pimpinan TNI AL VIII yang berkantor di jalan Kairagi untuk menindak tegas kepada para Oknum anggota POMAL yang sudah melakukan kekerasan fisik,
“Bila perlu mendapat sanksi pemecatan sesuai aturan yang berlaku di lingkup TNI AL,” tegasnya.
Disisi lain forum perwakilan Nusa Utara Bersatu yang diwakili oleh Marvil Budiman menyatakan, kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh para Oknum Anggota POMAL tersebut.
Jelas-jelas sudah tidak ada kemanusiaan, sangat disayangkan aksi tersebut dilakukan di Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) di tanggal 5 Oktober 2023.
“Dimana TNI bersama rakyat, dimana TNI sebagai penjaga NKRI, jangan jadikan hal-hal ini yang sejatinya harus memakan korban,” jelas pernyataan dari Marvil Budiman.
(Jhonli Kaletuang)