JAKARTA – Merasa tersentuh dengan penderitaan seluruh rakyat Indonesia, dan merasa kenaikan harga BBM menyengsarakan rakyat, maka Ketua Umum GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), Johny Rahmat kembali mengerahkan ribuan anggota di berbagai kota di Indonesia untuk berunjuk rasa, Jumat (30/3).
Mereka tetap menyerukan penolakan rencana kenaikan harga BBM seperti aksi yang sudah dilakukan beberapa hari terakhir.
Johny mengungkapkan pengerahan massa GMKI tidak ada kaitannya dengan insiden pemukulan oleh aparat keamanan terhadap dirinya dalam aksi di depan gedung DPR RI kemarin. Johny mengalami cedera di kepala bagian kiri akibat pentungan petugas keamanan.
“Seluruh cabang GMKI kami serukan turun ke jalan hari ini. Kami tetap menggelar aksi menolak rencana kenaikan harga BBM, bukan karena insiden pemukulan itu. Tapi karena rakyat akan makin menderita bila harga BBM naik,” kata Johny yang sempat dilarikan ke RS PGI Cikini usai pemukulan.
GMKI mengecam tindakan brutal polisi dalam aksi kemarin. Menurut Johny, saat polisi membubarkan aksi, waktu masih sekitar pukul 17.00 WIB. “Menurut Undang undang kami bisa berunjuk rasa hingga pukul 18.00,” ujar Johny.
Aksi unjuk rasa GMKI bersama sejumlah elemen gerakan mahasiswa antara lain, GMNI, PMKRI serta Kamtri (Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti) di depan gedung DPR kemarin dibubarkan paksa oleh petugas keamanan sekitar pukul 17.15 WIB. Polisi yang semula berjaga di areal dalam halaman gedung DPR tiba-tiba berhamburan keluar membubarkan aksi unjuk rasa di Jalan Gatot Subroto, depan Gedung DPR RI.
Johny Rahmat yang kebetulan berada di barisan depan terkena sabetan pentungan petugas. Kepala bagian kiri ketua organisasi yang tersebar di lebih 50 kota di Indonesia itu terluka. Beruntung Johny bisa dilarikan ke RS PGI Cikini untuk mendapatkan perawatan.(tribun)