Pejabat Presiden Laksdya. (Tituler) Johannes Leimena selaku Inspektur Upacara hari ABRI ke XIX (5 Oktober 1964). Para Menteri/Panglima Angkatan di belakangnya, kiri ke kanan: Mayjen. (AD) Achmad Yani, Laksma. (AL) RE Martadinata, Laksdya. (AU) Omar Dani, dan Irjen. (Pol) Soetjipto Danoekoesoemo.
Setiap tanggal 10 November, Bangsa dan Negara Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hari ketika seluruh masyarakat Indonesia turut mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berkontribusi untuk kemajuan dan kesejahteraan bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Merefleksikan Hari Pahlawan dapat memberikan motivasi dan spirit bagi kita rakyat Indonesia untuk dapat pula berkontribusi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa yang kita cintai ini.
Begitu banyak Pahlawan-Pahlawan di Bangsa ini dapat menjadi sosok inspiratif bagi kita rakyat Indonesia. Salah satu sosok inpiratif yaitu seorang tokoh dr. Johannes Leimena yang merupakan Pahlawan Nasional dan pernah tujuh kali memegang fungsi sebagai Presiden Republik Indonesia, namun masih banyak rakyat Indonesia yang tidak mengenal sosok ini ataupun sering dilupakan oleh kita sendiri.
Presiden Soekarno pernah berkata “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”
dr. Johannes Leimena, sosok yang lahir dari keluarga yang sederhana di Ambon Maluku pada tanggal 06 Maret 1905, Ayahnya adalah seorang guru, lahir dari keluarga yang beragama Kristen (agama minoritas di negara Indonesia) namun sosok ini telah memberikan jiwa dan raganya untuk kemajuan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.
dr. Johannes Leimena adalah satu-satunya tokoh di Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Indonesia selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus dan hebatnya bisa masuk dalam 18 kabinet yang berbeda. Walaupun dengan latar belakang seorang dokter, namun dr. Johannes Leimena memegang jabatan strategis Menteri diantaranya Menteri Sosial, Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Wakil Perdana Menteri, Menteri Kesehatan serta Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL.
Sosok dr. Johannes Leimena adalah sosok yang paling dipercaya oleh Presiden Soekarno semasa itu sehingga tercatat dr. Johannes Leimena pernah tujuh kali dipercayakan sebagai Pejabat untuk memegang fungsi sebagai Presiden Republik Indonesia. Sikap pribadi yang sederhana dengan Iman Kristen yang sejati menyebabkan ia dapat diterima oleh semua golongan.
Leimena dapat selalu mempertahankan integritasnya, pendiriannya untuk kepentingan negara diatas segala-galanya. Presiden Soekarno pernah berkata “Ambillah misalnya Leimena.. saat bertemu dengannya aku merasakan rangsangan indra keenam, dan bila gelombang intituisi dari hati nurani yang begitu keras seperti itu menguasai diriku, aku tidak pernah salah. Aku merasakan dia adalah seorang yang paling jujur yang pernah kutemui’.
Begitu banyak kontribusi dan gagasan yang ditinggalkan dr. Johannes Leimena bagi bangsa ini, dalam perebutan kemerdekaan pun Leimena merupakan sosok yang ditunjuk Bung Hatta sebagai delegasi militer Indonesia untuk mengikuti perundingan di KMB, beliau bertugas untuk melakukan lobi-lobi diplomatik dengan Kerajaan Belanda yang kala itu tetap bersikeras merebut negara koloninya. Namun, dengan usaha yang kuat, satu per satu negara di dunia mengakui Indonesia secara de jure berkat kerja keras seluruh rakyatnya, termasuk Johannes Leimena.
Salah satu gagasan dr. Johannes Leimena yang dapat kira rasakan dan nikmati hingga saat ini yaitu Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) yang ada di setiap kecamatan, cikal bakal dibentuknya puskemas yaitu gagasan dr. Johannes Leimena yang membuat “Bandung Plan” tahun 1951 yang ditingkatkan tahun 1954 dan dikenal sebagai “Leimena Plan”, pusat pelayanan kesehatan yang berbasis di masyarakat sehingga pelayanan kesehatan dapat mudah dijangkau oleh rakyat Indonesia.
Dalam keyakinannya sebagai pemeluk agama Kristen, sosok dr. Johannes Leimena sangat dikenal sebagai sosok yang Oikumenis Nasionalis, Leimena turut berperan dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja Indonesia) yang kini dikenal PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), di lembagai ini Leimena terpilih sebagai wakil ketua yang membidangi Komisi Gereja dan Negara. Keprihatinan Dr. Leimena atas kurangnya kepedulian sosial umat Kristen terhadap nasib bangsa merupakan hal utama yang mendorong niatnya untuk aktif pada “Gerakan Oikumene”. Jiwa oikumene dan nasionalis yang melekat pada dirinya tidak hanya mendorongnya terlibat pada tugas profesionalnya (dokter) tetapi juga terlibat dalam aktivitas politik.
Ditahun 1950, dr. Johannes Leimena merupakan salah satu pendiri organisasi Oikumenis Nasionalis yaitu Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. Dalam pidatonya dalam pembentukan GMKI di tanggal 09 Februari 1950 mengatakan bahwa “tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia”.
Manado, 10 November 2016
Oleh: drg. Hizkia R. Sembel
Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Manado