Tondano – Negeri Sakura Jepang, Kincir Angin Belanda, serta Tirai Bambu China, merupakan tiga negara dari dua benua berbeda yang bisa dijadikan target market pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Minahasa. Hal itu bukan tanpa alasan, karena di Minahasa sendiri memiliki potensi wisata yang erat kaitannya secara emosional dengan ketiga negara tersebut.
Jepang misalnya. Beberapa daerah di Minahasa terdapat gua peninggalan zaman penjajahan tentara Jepang. Sementara Belanda, memiliki peninggalan bersejarah yang didominasi oleh bangunan berarsitektur Eropa seperti sekolah dan gereja. Tak ketinggalan China. Negara yang satu ini, erat kaitannya dengan leluhur orang Minahasa yaitu Lumimuut. Menurut legenda Lumimuut berasal dari dataran China.
Menurut pengamat pariwisata Reagen Moningka SE.Par, bahwa memang tidak berlebihan jika dikatakan ketiga negara beda benua itu merupakan target pasar kunjungan wisatawan di masa yang akan datang. Pemerintah harus lebih serius melakukan pengembangan pariwisata. Soal kebutuhan alokasi dana untuk pengembangan pariwisata memang tidak sedikit. Oleh sebab itu perlu memakai skala prioritas.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minahasa Debby Bukara kepada BeritaManado.com, Minggu (27/10) mengatakan bahwa pihaknya akan menyusun perencanaan pengembangan pariwisata dengan memakai skala prioritas. Dengan demikian alokasi dana yang tersedia setiap tahunnya dapat terealisasi dengan maksimal.
“Kalau melihat potensi yang ada memang pembenahan beberapa objek wisata peninggalan bangsa Jepang sepertinya akan masuk skala prioritas pertama. Setelah itu baru kemudian diikuti oleh pangsa pasar negara lainnya seperti Belanda dan China sendiri. Namun demikian ini bukan berarti membatasi kunjungan wisatawan. Wisatawan dari negara manapun bisa datang di Minahasa,” ungkap Bukara. (Frangki Wullur)