
Tuhan Yesus lahir bukan di tempat yang mewah sehingga harus dirayakan dengan pesta pora. Ia bakan harus rela dilahirkan di sebuah kandang yang hina. Bersyukur terhadap perayaan Natal tidak ada yang melarang. Namun, jangan sampai ada yang namanya Natal berdarah. Maka dari itu, kita harus rayakan kelahiran-Nya dengan kesederhanaan – Ivan Sarundajang.
Itulah inti pesan Natal IvanSa pada kegiatan Safari Natal di Kecamatan Kawangkoan yang dilaksanakan di Gereja GMIM Immanuel Kinali Kawangkoan, Senin (16/12/2013). Menurut putera sulung Gbernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang, untuk dapat merayakan Natal dengan kesederhanaan, jemaat harus bisa memahami filosofi sebuah lilin dan pohon Natal.
Diuraikan IvanSa, bahwa manusia itu diibaratkan sebuah lilin yang hanya bisa memancarkan cahaya ketika dinyalakan. Untuk bisa mendapatkan cahanya, seorang manusia harus terlebih dahulu memiliki Kristus yang adalah sumber cahaya. Dalam kehidupan sehari-hari, jemaat juga harus bisa membawa kehidupan dalam segala keadaan, sama seperti pohon Den (pohon Natal).
IvanSa juga menyoroti kenyataan bahwa cara perayaan menyambut Natal saat ini mengalami pergeseran yang cukup jauh dari yang seharusnya dilakukan. Dicontohkan IvanSa, kalau pada zaman waktu Yesus lahir suasananya sangat sederhana bahkan penuh dengan kehinaan karena tempat Yesus lahir adalah sebuah kandang binatang.
Tidak bisa dipungkiri, suasana pesta di Minahasa terkadang berujung pada sebuah insiden berdarah. Maka dari itu, tidak ada cara lain untuk mencegah hal-hal diluar konteks terjadi saat merayakan Natal selain tanpa pesta pora dan juga miuman keras. Jika miras tidak ada dalam sebuah perayaan, maka tidak ada potensi hal-hal negatif terjadi.
Ibadah perayaan Natal yang juga dihadiri langsung Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow bersama jajaran tersebut dipimpin oleh Pendeta Yani Manopo Rengkung STh. Tema renungan Natal diangkat dari teks Alkitab Yohanes 3:16 yang berbunyi “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-nya yang tunggal. Supaya barangsiapa percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. (Frangki Wullur)