Manado – Hujan deras yang melanda Manado, Minahasa dan kawasan lainnya, Jumat (24/3/2017) kemarin, telah berakibat banjir dan tanah longsor di sejumlah tempat, salah-satunya ruas Jalan Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa.
Menurut pemerhati lingkungan dan kemasyarakatan, Wirabuana Talumewo, banjir dan tanah longsor yang berakibat kerusakan infrastruktur jalan cukup parah di Kecamatan Tombulu menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur di Kabupaten Minahasa banyak yang asal jadi.
Baca: Astaga !!! Proyek “Jalan Mentega” Rumengkor-Sampiri Diduga Dikerjakan Anak Pejabat
“Titik lemah pada Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow (JWS). Dia lemah pada pengawasan untuk setiap proyek pembangunan di Minahasa. Contoh, banjir ruas jalan antara Kembes-Rumengkor disebabkan gorong saluran air dibawah jalan terlalu kecil tak seimbang dengan debit air dari sungai yang membelah perkebunan disitu,” ujar Wirabuana Talumewo kepada beritamanado.com, Sabtu (25/3/2017).
Contoh lainnya menurut Wirabuana Talumewo, aspal jalan retak parah di tanjakan Desa Kembes di ruas jalan antara Koka-Kembes, disebabkan saluran air tidak lurus alias berbelok-belok tidak dibangun permanen menggunakan material semen.
“Tekanan air sangat kuat menerjang aspal jalan berakibat kerusakan parah jalan menjadi retak. Mestinya kondisi ini sudah lama diperhatikan kemudian melakukan pembangunan drainase permanen. Sekarang jalan terlanjur rusak semakin besar pula anggaran yang akan digunakan memperbaiki jalan yang rusak,” tandas Wirabuana Talumewo.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang melanda Manado, Minahasa dan kawasan lainnya, Jumat (24/3/2017) kemarin, telah berakibat banjir dan tanah longsor di sejumlah tempat salah-satunya ruas Jalan Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa.
Terjangan banjir serta puluhan tanah lonsor berskala sedang dan kecil nyaris menutup akses jalan Manado-Minahasa ini.
Ruas antara Desa Kembes dan Desa Rumengkor yang terparah dilanda banjir. Air dari sungai kecil yang mengalir melalui perkebunan merembes ke jalan raya akibat saluran air dibawah jalan tak mampu menampung debit air yang tinggi.
Debit air yang tinggi juga merusak ruas antara Desa Koka dan Desa Kembes yakni di tanjakan sebelum Desa Kembes. Jalan retak rusak parah disebabkan arus kuat air dari atas menerjang belokan saluran air rapuh yang tidak memiliki dinding beton. Tekanan air yang kuat yang menerjang langsung ruas jalan kemudian merusak aspal jalan berakibat retakan-retakan besar.
Hingga Sabtu (25/3/3017) hari ini, banjir jalan belum teratasi meskipun debit air sudah berkurang. Longsoran tanah juga belum dipindahkan, namun aktivitas lalulintas kendaraan masih cukup lancar. (JerryPalohoon)