Tombulu, BeritaManado.com – Surat Titus ditulis sebagai petunjuk atau cara mengembalakan jemaat.
Paulus menulis surat pengembalaan kepada Titus yang dititipkan melalui orang yang akan melewati pulau Kreta.
Demikian khotbah Pdt. Welly Pudihang STh, ketika memimpin ibadah Minggu (30/12/2018) pagi di GMIM Alfa-Omega Rumengkor.
Pembacaan alkitab, Titus 2: 11-15, Kasih karunia Allah menyelamatkan semua manusia.
“Ketika melayani di pulau Kreta, Titus mengalami permasalahan. Diperparah lagi orang-orang Kreta tidak melakukan etika kristen dengan baik,” jelas Pdt. Pudihang.
Perilaku tidak berkenan kepada Allah dari orang-orang Kreta tertulis dalam Titus 1: 12, “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap dan malas”.
Tambah Pdt. Welly Pudihang, Rasul Paulus mengangkat Titus menjadi penatua untuk memimpin orang-orang Kreta dijadikan lebih baik.
“Diharapkan Paulus agar Titus dapat melaksanakan pelayanan dengan penuh dedikasi dan berintegritas. Titus merupakan pelayan yang memiliki mental sehat dan baik,” terang Pdt. Pudihang.
Menurut Pdt. Welly Pudihang, konsep alkitab tentang pemimpin pelayanan Yesus Kristus jika ingin menjadi terdahulu maka kita harus menjadi seorang hamba.
“Pelayan adalah pemimpin namun pemimpin belum tentu pelayan,” tandas Pdt. Pudihang.
Titus memberitakan Firman kepada orang-orang Kreta dengan kewibawaannya. Mendidik orang meninggalkan kefasikan. Hidup bijaksana dan adil.
“Jadilah pandai, namun kepandaian jangan dimanfaatkan untuk membodohi orang lain. Jadilah orang yang mau dididik Allah,” tutur Pdt. Pudihang.
Kepada sidi baru jemaat peserta katekisasi diingatkan untuk membangun komitmen baru dengan Allah meninggalkan semua perbuatan buruk.
“Katekisasi merupakan bentuk nyata pembinaan warga gereja. Para katekisan jalin komitmen dengan Tuhan Allah. Tinggalkan semua perbuatan-perbuatan buruk berubah melaksanakan kehendak Allah,” jelas Pdt. Pudihang.
Pdt. Welly Pudihang juga mengingatkan bahwa jemaat akan bertumbuh jika Pelsus bertumbuh. Jangan berharap jemaat akan bertumbuh jika Pelsus tidak menjadi teladan.
“Karena ekor mengikuti kepala. Jadilah Titus masa kini, bukan menjadi tikus!” Tegas Pdt. Pudihang.
Wibawa Injil harus ditegakkan. Pemimpin jemaat tidak boleh anti kritik. Namun kritik harus sesuai mekanisme organisasi melalui forum resmi atau mendatangi langsung.
“Akibat pelayanan yang baik maka pundi pelayanan akan melimpah untuk membangun jemaat semakin bertumbuh dan diberkati,” pungkas Pdt. Pudihang.
Ibadah dirangkaikan dengan peneguhan 9 sidi baru jemaat.
Hadir di ibadah, wakil ketua BPMJ Pnt. Jopie Warbung, sekretaris Pnt. Drs. Dolvie Palit, bendahara Sym. Dra. Meiske Pangemanan, Pelsus dan ratusan jemaat.
(JerryPalohoon)