Manado, BeritaManado.com — Partai PKS sebagai salah satu partai yang mendukung hasil pilpres 2024 dengan presiden terpilih Prabowo-Gibran, kini dikabarkan mulai menjauh.
Lantas apakah PKS akan menjadi salah satu partai oposisi? bagaimana hubungan Prabowo Subianto dan PKS?
Dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com penolakan masuknya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke koalisi presiden terpilih Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka datang dari Partai Gelora.
Padahal Prabowo Subianto memiliki riwayat kedekatan yang cukup sentimental dengan partai berlambang bulan sabit tersebut.
Pada 2018 lalu, Prabowo Subianto pernah angkat suara tentang kedekatan antara Partai Gerindra yang dipimpinnya dengan PKS.
Prabowo Subianto menceritakan keintiman itu dalam semarak Milad ke-20 PKS di halaman kantor DPP PKS, Jakarta.
Melansir website resmi PKS, Prabowo menyebut PKS lebih dari sekadar sekutu dalam berjuang. Karena menurutnya kedekatan Gerindra dengan PKS sudah terjalin lama dan sangat intensif.
“Saya dan PKS ada hubungan khusus, mereka nggak mau dikatakan sekutu tapi ingin dikatakan sebagai segajah. Mereka tidak meninggalkan Prabowo dan Gerindra di kala sulit, jadi Prabowo tidak akan meninggalkan PKS,” ucap Prabowo.
Prabowo Subianto yang saat itu mengikuti acara penyambutan Peserta Road Bike Tour di Jakarta menjelaskan Gerindra merasa bangga karena bisa bekerjasama dengan PKS.
Gerindra mengaku kini PKS menjadi kawan setia di kala senang maupun susah. “Yang saya alami PKS kawan yang setia, tidak meninggalkan Prabowo dan Gerindra di kala susah,” kata dia.
Ia berharap PKS dan Gerindra bisa bersama-sama berjuang untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan kejujuran di Republik Indonesia.
“Semoga nanti Gerindra dan PKS dan partai-partai lain yang bergabung bersama kita bisa menyelamatkan masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita,” terang Prabowo.
Kendati demikian, agaknya mewujudkan cita – cita koalisi itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Partai Gelora menolak PKS masuk dalam koalisi Prabowo lantaran PKS dinilai kerap mengeluarkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat.
Sekjen Partai Gelora, Mahfuz Sidik dalam keterangan resminya memberikan contoh salah satunya PKS kerap melontarkan narasi negatif kepada Gibran Rakabuming Raka serta Presiden Joko Widodo selama kampanye pemilihan presiden tahun ini.
Terpisah, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menjawab penolakan Partai Gelora untuk masuk ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Jazuli mengklaim hubungan dengan Prabowo Subianto sudah berjalan sejak lama.
“Komunikasi kita dengan partai-partai politik untuk kerja sama baik di eksekutif maupun legislatif sangat baik dan berjalan lancar. Termasuk dengan Pak Prabowo sebagai presiden terpilih hubungan PKS baik-baik saja dan memang sudah lama terjalin baik,” kata Jazuli kepada wartawan, Senin (29/4/2024).
Jazuli mengatakan, keputusan PKS berada di dalam atau luar pemerintahan menunggu keputusan Majelis Syura PKS.
“Yang pasti, keputusan soal koalisi atau oposisi di PKS bukan selera personal tapi keputusan musyawarah Majelis Syura,” jelas Jazuli.
(Erdysep Dirangga)