Kawangkoan – Isu mengenai adanya intimidasi oknum-oknum dari partai politik tertentu peserta Pemilu 2014 kepada kalangan PNS di beberapa wilayah Minahasa kini telah menjadi konsumsi publik. Beberapa hari belakangan hal tersebut menjadi perbincangan hangat di mana-mana. Rumah kopi, pangkalan ojek dan pasar sekalipun tak luput dari perbincangan hal tersebut.
Kabar yang beredar bahwa jika ada keluarga PNS menolak di halaman rumahnya dipasang bendera partai politik tertentu, maka sanksinya adalah dipindahkan atau bahkan non job. Tak hanya itu, seorang oknum PNS Dikpora Minahasa diduga melakukan mobilisasi guru dan kepala sekolah di beberapa tempat untuk mendukung seorang caleg yang tak lain adalah calon ibu mertuanya. Oknum tersebut berinisial C.
Hal inilah yang diangkat dalam orasi politik beberapa caleg Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dalam kampanye terbuka di Lapangan Schwarz Langowan beberapa hari lalu. Menurut Legi Yunus Singon, bahwa tak seharusnya hal seperti itu terjadi. Persaingan di dunia politik dengan cara demikian menandakan bahwa ada ketakutan dalam tubuh partai bersangkutan.
“Pemilu 2014 adalah arena pertandingan. Semua kontestan yang sudah menyatakan diri siap bertarung harus menjalaninya dengan cara-cara yang sportif bukan sebaliknya. Mudah-mudahan saja hal ini cuma gosip belaka. Namun jika benar, maka alangkah jeleknya demokrasi di Minahasa. Marilah berkompetisi dengan cara yang sportif dan benar, bukan dengan cara-cara yang tidak terpuji,” ungkap Singon kepada BeritaManado Minggu (23/3/2014). (Frangki Wullur)