Manado – Akibat cuaca buruk yang terjadi kemarin, pemadaman listrik yang kini mulai sering terjadi makin parah.
Lewat media sosial, warganet mulai mengeluh bahkan menyalahkan pemerintah dan PLN atas pemadaman yang terjadi.
Terkait hal tersebut, kepada BeritaManado.com, Manager Transmisi dan Distribusi PLN Wilayah Suluttenggo Andi Imran Karim menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan kerugian yang dialami masyarakat akibat pemadaman listrik.
Andi pun menegaskan, PLN tidak tidak tinggal diam saat terjadinya pemadaman, tapi justru berupaya sekuat tenaga agar listrik bisa menyala.
“Saat pemadaman kami menerima banyak pesan masuk, tapi memang slow respon. Bukan karena sengaja tapi karena kami fokus pada upaya menormalkan kembali jaringan listrik,” ujar Andi.
Lanjutnya, sistim arus listrik yang digunakan saat ini adalah jaringan, sehingga terjadi masalah pada salah satu titik pembangkit listrik maka akan berdampak pada pembangkit listrik lainnya sehingga otomatis menyebabkan gangguan pada jalur yang listriknya disuplay dari pembangkit tersebut.
“Ibarat meja, jika ada salah satu kaki meja saja yang patah maka meja tersebut pasti ambruk. Begitu juga dengan jaringan listrik yang kita miliki saat ini. Jalurnya itu panjang dan saling menopang satu dengan yang lainnya. Pembangkit listrik yang paling cepat siap apabila dibutuhkan itu ada di Bitung, butuh waktu lebih cepat memang, tapi sesudah itu untuk mengirim arus listrik, harus melewati jalurnya sehingga memakan waktu,” tambahnya Andi.
Upaya tersebut tidak mudah, karena saat pembangkit listrik disiapkan untuk mengirim arus listrik tambahan ke pembangkit yang bermasalah membutuhkan waktu dan harus tanpa gangguan lain.
“Kami punya rekaman yang menunjukkan history kenapa bisa pembangkit tersebut bermasalah. Satu yang tidak bisa kami lawan, yaitu alam. Misalnya saja cuaca buruk yang berakibat petir dan pohon. Petir dengan tegangan tinggi tentu membuat jaringan kami terganggu, tapi itu berarti kalau pembangkit listrik mati, maka alat pengaman bekerja. Kalau tidak, jalur yang dilewati itu pasti terbakar semua. Sementara pohon, kalau terkena ke jaringan di tiang-tiang listrik bisa membuat kabel atau pengait terlepas,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti itu, bisa dengan mudah dijumpai para petugas PLN yang memperbaiki jaringan listrik ditiang-tiang meski dengan mempertaruhkan nyawa.
Andi pun meyakinkan, PLN tidak tidur dan tetap akan bekerja keras meningkatkan pelayanan demi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
“Kami pasti terus meningkatkan pelayanan kami dan itu butuh waktu secara bertahap,” tutupnya. (srisurya)
Manado – Akibat cuaca buruk yang terjadi kemarin, pemadaman listrik yang kini mulai sering terjadi makin parah.
Lewat media sosial, warganet mulai mengeluh bahkan menyalahkan pemerintah dan PLN atas pemadaman yang terjadi.
Terkait hal tersebut, kepada BeritaManado.com, Manager Transmisi dan Distribusi PLN Wilayah Suluttenggo Andi Imran Karim menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan kerugian yang dialami masyarakat akibat pemadaman listrik.
Andi pun menegaskan, PLN tidak tidak tinggal diam saat terjadinya pemadaman, tapi justru berupaya sekuat tenaga agar listrik bisa menyala.
“Saat pemadaman kami menerima banyak pesan masuk, tapi memang slow respon. Bukan karena sengaja tapi karena kami fokus pada upaya menormalkan kembali jaringan listrik,” ujar Andi.
Lanjutnya, sistim arus listrik yang digunakan saat ini adalah jaringan, sehingga terjadi masalah pada salah satu titik pembangkit listrik maka akan berdampak pada pembangkit listrik lainnya sehingga otomatis menyebabkan gangguan pada jalur yang listriknya disuplay dari pembangkit tersebut.
“Ibarat meja, jika ada salah satu kaki meja saja yang patah maka meja tersebut pasti ambruk. Begitu juga dengan jaringan listrik yang kita miliki saat ini. Jalurnya itu panjang dan saling menopang satu dengan yang lainnya. Pembangkit listrik yang paling cepat siap apabila dibutuhkan itu ada di Bitung, butuh waktu lebih cepat memang, tapi sesudah itu untuk mengirim arus listrik, harus melewati jalurnya sehingga memakan waktu,” tambahnya Andi.
Upaya tersebut tidak mudah, karena saat pembangkit listrik disiapkan untuk mengirim arus listrik tambahan ke pembangkit yang bermasalah membutuhkan waktu dan harus tanpa gangguan lain.
“Kami punya rekaman yang menunjukkan history kenapa bisa pembangkit tersebut bermasalah. Satu yang tidak bisa kami lawan, yaitu alam. Misalnya saja cuaca buruk yang berakibat petir dan pohon. Petir dengan tegangan tinggi tentu membuat jaringan kami terganggu, tapi itu berarti kalau pembangkit listrik mati, maka alat pengaman bekerja. Kalau tidak, jalur yang dilewati itu pasti terbakar semua. Sementara pohon, kalau terkena ke jaringan di tiang-tiang listrik bisa membuat kabel atau pengait terlepas,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti itu, bisa dengan mudah dijumpai para petugas PLN yang memperbaiki jaringan listrik ditiang-tiang meski dengan mempertaruhkan nyawa.
Andi pun meyakinkan, PLN tidak tidur dan tetap akan bekerja keras meningkatkan pelayanan demi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
“Kami pasti terus meningkatkan pelayanan kami dan itu butuh waktu secara bertahap,” tutupnya. (srisurya)