Manado, BeritaManado.com – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memperkirakan, kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan Bromo mencapai Rp 5,4 miliar.
Kebakaran luas di Bromo yang terakhir kali terjadi disebabkan oleh penggunaan suar atau flare untuk kebutuhan foto prawedding sejak 6 September hingga 10 September 2023.
Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko mengatakan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar.
Sementara total taksiran kerugian akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut mencapai Rp 5,4 miliar.
“Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun untuk pemulihan,” kata Hendro seperti dilansir dari Katadata.co.id jaringan BeritaManado.com, Minggu (24/9/2023).
Menurut dia, pemulihan ekosistem kawasan memang membutuhkan waktu cukup panjang agar pepohonan asli di kawasan tersebut tumbuh optimal. Adapun ada tiga mekanisme yang akan diterapkan dalam pemulihan ekosistem Bromo.
Pertama, pemulihan secara alami khususnya untuk area savana atau padang rumput yang berada di kawasan tersebut. Kedua, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali. Ketiga, restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.
“Jadi yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kita lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana,” katanya.
Adapun taksiran kerugian akibat kebakarang Bromo sudah menghitung potensi wisata yang hilang selama kawasan Bromo ditutup. Namun, angka tersebut belum menghitung biaya pemadaman menggunakan helikopter atau water bombing yang menggunakan anggaran Badan Nasional Penanganan Bencana atau BNPB.
Kawasan wisata Gunung Bromo harus ditutup total akibat kebakaran hutan dan lahan pada 6 September hingga 18 September 2023. Kebakaran terjadi karena ulah pengunjung yang menggunakan suar untuk pengambilan gambar prawedding.
Kebakaran akibat suar ini bukan yang pertama, terjadi beberapa kebakarang pada Agustus dan September 2023 di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Adapun total areal yang terbakar akibat kebakaran tersebut mencapai 504 hektare. Mayoritas area yang rusak merupakan kawasan savana. Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur.
Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.
Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp4,85 miliar.
(abinenobm)