Manado – Saat ini masih banyak kalangan belum memahami makna dilaksanakannya Indonesian Youth Day (IYD).
Hal ini mengundang perhatian dari Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Manado, Pastor Fred Tawaluyan.
Dijelaskan Pastor Fred bahwa, IYD merupakan perhelatan kegiatan iman orang muda Katolik Indonesia.
Untuk yang kedua kalinya dilaksanakan di keuskupan Manado sebagai perhelatan gereja katolik, kegiatan ini dimaksudkan untuk melibatkan generasi muda Katolik.
“Dalam perkembangan selanjutnya, atas karya Roh yang menggerakkan hati umat beriman ternyata perhelatan ini bukan hanya melibatkan atau dilaksanakan oleh orang Katolik saja atau umat kristiani saja, melainkan juga oleh pelbagai kelompok umat beragama. Lewat proses yang pernuh romantika dan dinamika, dimana-mana kegiatan ini bahkan melibatkan pemerintah daerah setempat. Dan semua keterlibatan itu tanpa pemaksaan dan tanpa perintah atau instruksi dari atasan (Kepala Daerah),” ungkap Pastor Fred.
Dicontohkan, salib yang denagn bangga diarak secara berantai (baku baku ovor) dibuat oleh umat Islam yang berasal dari Gorontalo.
“Diberbagai tempat juga terlibat tokoh-tokoh agama baik Islam, Protestan, Budha, Hindu juga orang muda agama-agama lain. Dalam hal ini semua hati, rasa, pikiran, emosi berbaur marasakan solidaritas, toleransi, kerukunan yang mesra dan menyatukan. Terngiang dia Yesus kepada BapaNya “UT OMNES UNUM SINT…” (semoga mereka semua bersatu sama seperti Kita, Aku dalam Dikau dan Dikau dalam Aku),” tambahnya.
Lebih lanjut dituturkannya, bahwa ada pikiran dan pendapat tertentu yang kurang sepaham dengan gaya dan cara berantai seperti ini.
Baca: Pdt Lucky Rumopa MTh Minta Maaf Soal Pernyataannya Tentang Salib IYD
“Menurut hemat saya adalah hak nya dan tidak perlu dipolemikkan atau diperdebatkan. Apalagi mau dibawa keranah hukum untuk menuntut nama baik gereja Katolik. Bagi umat beriman Katolik kita perlu menerima dan menghormati cara pikir seperti ini. Cara yang sempat menghebohkan ini bukanlah essensi dari misteri salib itu. Itu hanyalah se-mata-mata suatu ungkapan perwujudan iman,” tandas Pastor Fred.
“Pertanyaan, rasa geli atau rasa apapun baru merupakan satu bagian kecil dari kritik tentang cara perarakan banyak orang muda dan gereja melaksanakannya. Mungkin masih ada penolakan yang lebih besar yang masih tersembunyi seperti gunung es batu di laut kutub. Banyak hal yang perlu kita saling bagi dalam situasi dan kondisi ini. Marilah kita memandangnya sebagai koreksi untuk nawas diri dan mencari langkah yang lebih baik lagi,” imbau Pastor Fred menutup. (leriandokambey)
Baca juga:
- Ustad Uddy Jemput Salib IYD
- VONNIE PANAMBUNAN Dukung Penuh Pelaksanaan IYD 2016
- Dua Bulan Jelang IYD 2016, OMK St. Petrus Langwoan Siapkan Lokasi Live In
- OMK St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen Siap Sambut Salib IYD 2016
- IYD 2016 Ajang Pembuktian Eksistensi OMK di Manado
- OMK St Petrus Langowan Dukung Pelaksanaan IYD 2016