Manado – Gubernur Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang Kamis, (3/11) menyatakan rasa bangga dan berterima kasih kepada pihak Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) yang telah menggelar seminar nasional Penguatan Konektivitas Nasional di Hotel Aryadutha Manado, yang diprakarsai oleh PPN/ Bappenas, karena sesuai dengan tema yang diangkat dalam seminar tersebut yakni “Infrastruktur Pelabuhan, Interconnectivity, dan Potnesi Ekonomi Indonesia Bagian Timur”, maka sudah barang tentu akan membahas secara spesifik tentang potensi dan peluang Sulut sebagai pintu gerbang jalur perdagangan Asia Timur dan Pasifik, dalam hal ini peluang dibenahinya infrastruktur pelabuhan di Bitung dan pembangunan jalan tol Manado-Bitung akan semakin diperhatikan.
‘’5 persen konteiner di dunia berada di Pasifik. Sulut yang mempunyai posisi strategis sangat diuntungkan dengan fakta tersebut. Tapi lepas dari semua itu disadari bahwa masih banyak hal yang perlu diperhatikan agar jalur perdangangan berjalan lancar, lalu lintas barang di Asia Timur tidak terhalang. Hal yang dimaksud yakni pembenahan infrastruktur pelabuhan dan jalan serta memacu sumberdaya yang ada,’’ ujar mantan Walikota Bitung ini.
Lanjut Sarundajang mengatakan pada prinsipnya pembangunan tol Manado-Bitung saat ini sudah sementara berproses, hal ini mutlak harus ada mengingat waktu tempuh dari Manado ke Bitung saat ini semakin bertambah dikarenakan kemacetan. Begitu juga dengan pelabuhan, yakni sebagaimana yang ditetapkan bahwa Tanjung Merah akan dibangun pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). ‘’Kenapa dipilih Tanjung Merah sebagai pelabuhan KEK karena berdasarkan survey, kedalaman di Tanjung Merah layak untuk kapal-kapal besar.’’ Jelasnya.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana mengakui kalau hub port Internasional Bitung memang perlu mendapat perhatian khusus karena dari segi efektivitas dan efisien akan sangat bermanfaat untuk perdagangan ke Asia Timur dan Pasifik. Dan secara nasional hal ini sudah menjadi perhatian serius mengingat besarnya anggaran yang dialokasikan dalam APBN yakni sebesar 445 miliar, dimana untuk tahun 2011 ini telah teralokasi sebesar 40 miliar.
Anggota Komisi XI DPR RI Ir. Edwin Kawil;arang mengatakan, sejauh ini pembangunan masih terkonsentrasi di pulau Jawa, sementara Indonesia Timur yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan baru Indonesia, pertumbuhannya masih rendah. Oleh karena itu, Kawilarang mengaku terus mendesak pemerintah pusat untuk memprioritaskan pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur, khususnya dalam kemandirian pangan dan energy. (*/jrp)