Airmadidi-Sejumlah orangtua siswa SMPN 1 Airmadidi resah. Apa pasal? Mimpi untuk melihat anaknya bisa tampil membawa nama baik sekolah dan daerah dalam iven nasional, justru pupus setelah pihak sekolah diduga membebankan proposal pencarian dana kepada para siswa.
Informasi yang dihimpun BeritaManado.com, pihak SMPN 1 Airmadidi mewajibkan 14 siswa yang tergabung dalam tim musik kolintang mengumpulkan uang sebesar Rp4,3 juta per siswa, untuk bisa berangkat mengikuti Lomba Kolintang di Festival Mapalus yang digelar di Bali, 26 Oktober 2017 mendatang.
“Masakan anak kami yang akan membawa nama baik sekolah, juga mewakili daerah, malah diminta uang sebesar itu. Kalau tidak dapat, tidak berangkat ke Bali,” keluh sejumlah orangtua siswa yang minta namanya tidak dipublikasikan.
Masih menurut orangtua, rencananya pada keberangkatan nanti, ke-14 siswa akan didampingi 4 orang guru.
“Untuk paket tur ke Bali saja tidak sampai sebanyak itu. Apakah uang Rp4,3 juta itu juga untuk membiayai akomodasi para guru pendamping? Kami juga tidak paham,” lanjut para orangtua.
Aktifis Pemuda Minut William Luntungan, juga bereaksi keras ketika mendengar informasi ini.
Menurutnya, setiap sekolah apalagi sekolah negeri tidak boleh memberlakukan pungutan liar (pungli) kepada siswa.
“Ini pelajaran bagi semua sekolah. Kalaupun ada permintaan, harus melalui rapat komite sekolah dan masih dalam batas kewajaran. Kalau angka Rp4,3 juta per siswa itu sudah sangat keterlaluan. Dinas terkait harus turun tangan,” sembur Luntungan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak SMPN 1 Airmadidi belum dapat dikonfirmasi.(findamuhtar)