MANADO – Rapat Koordinasi Kelangkaan Bahan Baku Ikan dan Perizinan Rumpon (alat bantu penangkap ikan), terungkap dari data yang ada produksi laut perikanan tangkap Sulut potensinya sebesar 1.884.900 ton per tahunnya yang diperbolehkan 1.491.000 ton per tahun, kenyataannya sekarang hanya 208.643 ton per tahun atau 13,99 persen.
Sumber laut perairan Sulut ternyata melimpah tapi kenyataannya para Unit Pengelolah Ikan (UPI) menjerit karena bahan baku yang berkurang dan langka guna mengatasi kelangkaan ini dari hasil Koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sulut dengan pihak terkait seperti TNI AL, Bakorkanlah serta Stakeholder yang ada, yaitu perlu dilakukan kajian antara lain terhadap indikasi penyebab penangkapan ikan tidak optimal. Kapal penangkap ikan yang kurang efektif, iklim dan cuaca yang mempengaruhi migrasi dan hal lainnya yang menyebabkan turunnya produksi penangkapan ikan seperti dugaan ikan yang ditangkap dijual keluar daerah atau dieksport secara illegal (transhipment) di tengah laut karena harganya lebih tinggi atau terjadi modus lain.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sulut, Ir. H.T. R. Korah, MSi mengatakan kepada beritamanado terkait masalah Kelangkaan Bahan Baku Ikan. “Kelangkaan ikan salah-satu disebabkan iklim pancaroba,” ujar Korah. (jrp)