Bitung—Nonce Luntungan tidak dapat lagi menahan emosinya dan langsung histeris menangis di depan loket pendaftaran pengurusan sertifikat tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bitung, Jumat (27/7). Dalam tangisannya, ia mencoba mengeluarkan semua kekecawaan yang dirasakan selama melakukan pengurusan sertifikat tanah yang tidak kunjung selesai hingga kini.
“Saya sudah lelah harus bolak balik ke BPN setiap saat, tapi petugas hanya bisa menjanjikan tanpa memberikan kepastian kapan sertifikat saya selesai,” katanya dengan nada terbata-bata.
Dengan linangan air mata, warga Kelurahan Kumersot Kecamatan Ranowulu menuturkan jika dirinya telahan melakukan pengurusan sertifikat dari tahun 2008 lalu. Namun hingga kini belum juga selesai dan setiap ditanya para staf hanya meminta untuk kembali dilain hari untuk melakukan pengecekan.
“Saya capek, selama lima tahun saya harus bolak balik ke BPN tanpa ada hasil. Bahkan orang-orang menggap saya salah satu sataf BPN karena hampir setiap hari datang ke kantor untuk mengecek sertifikat,” katanya.
Menurutnya, dari tahun 2008 silam ia memasukkan 5 sertifikat ke BPN lewat salah satu staf bernama Ibu Femy. Tapi dari 5 sertifikat tersebut baru 2 yang selesai yang keduanya merupakan pembuatan sertifikat baru. Sedangkan sertifikat lain adalah 2 sertifikat balik nama dan 1 sertifikat pemisahan.
“Katanya Ibu Femy sudah pensiun sehingga para staf yang lain mengaku tidak tahu menahu. Padahal saya sudah menyetor uang Rp250 ribu untuk panjar sertifikat balik nama, Rp3 juta untuk pemisahan dan Rp1,5 juta untuk pembuatan sertifikat baru,” katanya.
Tangis Ibu Nonce nanti terhenti ketika sejumlah staf membujukknya dan mengembalikan sertifikat yang rencananya akan dibalik nama. Pasalnya ketika ia meminta sertifikat tersebut para staf mengaku tidak tahu menahu bahkan menuduh Ibu Nonce tidak pernah menyerahkan sertifikat tersebut.
“Padahal sertifikat tersebut saya berikan langsung kepada Ibu Grace Lengkey, tapi anehnya ia menyangkal. Nanti saya menangis baru sertifikat tersebut diberikan,” katanya.
Sementara itu, menanggapi kejadian tersebut, perwakilan BPN Kota Bitung, Budi Tarigan berjanji akan segera menggelar rapat internal untuk membahas masalah tersebut. Dan dalam rapat tersebut pihaknya akan meminta klarifikasi dari sejumlah staf yang diduga sering melakukan pengurusan tanpa melalui loket.
“Hari Senin nanti kami akan gelar rapat internal khusus membahas masalah ini. Dan kedepannya sistim loket akan lebih diaktifkan serta meminta staf jangan melayani masayarakat yang datang ke rumah untuk meminta bantuan pengurusan sertifikat,” kata Tarigan.(enk)