Manado – Rombongan Pemerintah Kota Parepare Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol Kota melakukan kunjungan observasi lapangan di Pemerintah Kota Manado, Jumat (20/6/2014). Rombongan diterima personil Bagian Humas dan Protokol Pemkot Manado, Franky Mocodompis SSos, dilanjutkan dengan diskusi bersama di Ruangan Toar Lumimuut kantor Walikota Manado.
Iskandar Nusu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Kota Parepare mengatakan, rombongan berjumlah 20 orang melakukan kunjungan kerja dalam rangka observasi lapangan. “Sebelumnya kami telah menjalani bimbingan teknis aparatur kehumasan. Tidak salah kami kunjungi Manado, karena segenap potensi yang ada,” ujarnya.
Sebelum diskusi dimulai, Mocodompis bersama tim menayangkan video kondisi Manado terutama pada saat terdampak bencana banjir 15 Januari 2014 silam. Iskandar mengaku salut dan takjub, karena hanya dalam waktu tiga bulan Manado bisa bangkit. “Kami terkejut melihat kondisi sebenarnya yang terjadi di Manado pada saat banjir bandang lalu. Namun kami terkesima dan takjub proses recovery atau pemulihan begitu cepat,” katanya.
Selain itu, kerukunan dan kekeluargaan antar umat beragama di Manado, diakui oleh Iskandar. “Kerukunan keluarga umat beragama luar biasa,meski nasrani mendominasi,” katanya.
Diskusi dilanjutkan membahas beberapa hal, antara lain bentuk pembinaan dan kerjasama dengan media, pengaturan protokol, hingga pengemasan program radio yang informatif, cerdas, dan sehat. Mocodompis menjelaskan, Manado cepat dalam proses pemulihan karena adanya partisipasi masyarakat dari kabupaten/kota di Sulawesi Utara. ” Kita punya slogan dan budaya Torang Samua Basudara, dan Mapalus yaitu gotong royong dalam budaya Minahasa. Banyak yang turut membantu selama tanggap darurat bencana. Bahkan dalam dua pekan pertama kepala daerah tidak keluar daerah,” ujarnya.
Sedangkan kerukunan antar umat beragama karena Manado sejak dahulu, ada model-model penataan ruang sejak zaman kolonial. “Hingga muncul kampung cina, kampung arab, kampung jawa. Dan kita tidak masalah terdengar suara adzan meski dominan nasrani,” jelas Mocodompis.
Selain itu, dijelaskannya, pemerintah kota Manado menjalin kerjasama sesuai dengan regulasi atau Undang-Undang, bahkan diatur dalam peraturan walikota. “Kita kerjasama bukan dengan medianya, tapi dengan perusahaan pers. Jadi kita tidak menjalin kerjasama dengan media yang tidak memiliki badan usaha. Perijinan, semua hal yang berkaitan dengan legalitas harus dipenuhi,” papar Mocodompis.
Ditegaskannya, pihaknya tidak melakukan intervensi terhadap media khusus pemberitaanya. “Pemberitaan di media harus berimbang. Jika berita 10 paragraf, dibagi imbang. Kritik 5 paragraf, klarifikasi pemkot Manado juga 5 paragraf,” tukas Mocodompis.
Diskusi selama sekitar 2 jam berlangsung hangat dan diwarnai kelakar ringan yang saling berbalas, namun informatif dan konstruktif. (semuelsumendap)
Manado – Rombongan Pemerintah Kota Parepare Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol Kota melakukan kunjungan observasi lapangan di Pemerintah Kota Manado, Jumat (20/6/2014). Rombongan diterima personil Bagian Humas dan Protokol Pemkot Manado, Franky Mocodompis SSos, dilanjutkan dengan diskusi bersama di Ruangan Toar Lumimuut kantor Walikota Manado.
Iskandar Nusu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Kota Parepare mengatakan, rombongan berjumlah 20 orang melakukan kunjungan kerja dalam rangka observasi lapangan. “Sebelumnya kami telah menjalani bimbingan teknis aparatur kehumasan. Tidak salah kami kunjungi Manado, karena segenap potensi yang ada,” ujarnya.
Sebelum diskusi dimulai, Mocodompis bersama tim menayangkan video kondisi Manado terutama pada saat terdampak bencana banjir 15 Januari 2014 silam. Iskandar mengaku salut dan takjub, karena hanya dalam waktu tiga bulan Manado bisa bangkit. “Kami terkejut melihat kondisi sebenarnya yang terjadi di Manado pada saat banjir bandang lalu. Namun kami terkesima dan takjub proses recovery atau pemulihan begitu cepat,” katanya.
Selain itu, kerukunan dan kekeluargaan antar umat beragama di Manado, diakui oleh Iskandar. “Kerukunan keluarga umat beragama luar biasa,meski nasrani mendominasi,” katanya.
Diskusi dilanjutkan membahas beberapa hal, antara lain bentuk pembinaan dan kerjasama dengan media, pengaturan protokol, hingga pengemasan program radio yang informatif, cerdas, dan sehat. Mocodompis menjelaskan, Manado cepat dalam proses pemulihan karena adanya partisipasi masyarakat dari kabupaten/kota di Sulawesi Utara. ” Kita punya slogan dan budaya Torang Samua Basudara, dan Mapalus yaitu gotong royong dalam budaya Minahasa. Banyak yang turut membantu selama tanggap darurat bencana. Bahkan dalam dua pekan pertama kepala daerah tidak keluar daerah,” ujarnya.
Sedangkan kerukunan antar umat beragama karena Manado sejak dahulu, ada model-model penataan ruang sejak zaman kolonial. “Hingga muncul kampung cina, kampung arab, kampung jawa. Dan kita tidak masalah terdengar suara adzan meski dominan nasrani,” jelas Mocodompis.
Selain itu, dijelaskannya, pemerintah kota Manado menjalin kerjasama sesuai dengan regulasi atau Undang-Undang, bahkan diatur dalam peraturan walikota. “Kita kerjasama bukan dengan medianya, tapi dengan perusahaan pers. Jadi kita tidak menjalin kerjasama dengan media yang tidak memiliki badan usaha. Perijinan, semua hal yang berkaitan dengan legalitas harus dipenuhi,” papar Mocodompis.
Ditegaskannya, pihaknya tidak melakukan intervensi terhadap media khusus pemberitaanya. “Pemberitaan di media harus berimbang. Jika berita 10 paragraf, dibagi imbang. Kritik 5 paragraf, klarifikasi pemkot Manado juga 5 paragraf,” tukas Mocodompis.
Diskusi selama sekitar 2 jam berlangsung hangat dan diwarnai kelakar ringan yang saling berbalas, namun informatif dan konstruktif. (semuelsumendap)