Manado – Harga kopra anjlok dan terus menukik membuat petani kelapa di Sulut menjerit.
Bila masyarakat kembali mengkonsumsi minyak kelapa sebagai minyak goreng seperti yang dilakukan para leluhur, maka nilai ekonomis buah kelapa akan kembali terangkat.
Peluang bisnis minyak kelapa diambil oleh Benedictus Kindangan akrab disapa om Yori, warga desa Kembes 1, jaga 2, kecamatan Tombulu, kabupaten Minahasa.
Om Yori menjadikan rumah pribadi sederhana berbentuk rumah panggung sebagai tempat produksi minyak kelapa yang dilabeli: Minyak Kelapa Asli Sejati (Harum, Murni, Sehat).
“Kita tinggal di daerah nyiur melambai, artinya potensi buah kelapa dijadikan minyak kelapa seperti dilakukan leluhur harus dilakukan kembali,” ujar om Yori ketika disambangi BeritaManado.com, Minggu (18/11/2018) sore.
Menurut om Yori, mengonsumsi minyak kelapa sebagai minyak goreng sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Minyak kelapa dibuat tanpa campuran bahan kimia alias minyak yang dihasilkan murni dari kelapa.
“Bandingkan minyak sawit berkadar kolesterol tinggi. Minyak kelapa bukan minyak jenuh mudah terurai bisa digunakan hingga 4 kali penggorengan. Bahkan ada seorang ibu di Tanawangko diserang kolesterol sembuh setelah mengganti minyak goreng sawit ke minyak kelapa,” tandas om Yori.
Meski demikian, om Yori mengungkapkan proses produksi minyak kelapa yang terbilang cukup sulit.
Terbukti, menggunakan peralatan yang sudah ada om Yori hanya mampu memroduksi 12 liter minyak kelapa setiap minggu.
“Seminggu tiga kali, sekali produksi 40 hingga 45 buah kelapa menghasilkan 3,5 hingga 4 liter. Artinya, 1 liter minyak dihasilkan dari 7 buah kelapa,” tutur om Yori.
Kepada BeritaManado.com, om Yori menunjukkan peralatan yang digunakan membuat minyak kelapa diantaranya mesin cukur, mesin peras, alat masak hingga saringan penjernih.
“Semua beli sendiri, mesin cukur seharga 2,9 juta, mesin peras 550 ribu. Kompor, tungku dan wajan total sekitar 1 juta. Saya lihat di toko satu set mesin cukur dan peras seharga 15 juta,” jelas om Yori yang mengaku baru 3 bulan membuka usaha pembuatan minyak kelapa.
Lanjut om Yori, minyak kelapa yang diproduksinya dihargai Rp.40.000 per liter. Meskipun terbilang lebih mahal dari minyak goreng sawit namun penggunaan minyak kelapa dipastikan lebih menyehatkan.
“Sebetulnya dari penggunaan bisa 4 kali penggorengan harga minyak kelapa 40 ribu per liter tidak mahal dibandingkan minyak sawit hanya boleh sekali digunakan,” tukas Ketua PDI-Perjuangan Ranting Kembes 1 ini.
Ke depan om Yori berharap peran pemerintah memberikan perhatian besar bagi masyarakat atau kelompok tani yang ingin membuat usaha minyak kelapa.
“Misalnya melalui bantuan mesin. Produksi maksimal sangat ditentukan bantuan peralatan. Semakin besar dan semakin canggih mesin yang digunakan maka hasil minyak kelapa semakin banyak,” pungkas om Yori.
Yang berminat bisa datang ke desa Kembes 1 jaga 2, telpn: 081356988263 atau WA: 081340002152.
(JerryPalohoon)