Sangihe, BeritaManado.com — Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulut, tiba di Sangihe pada Jumat, (31/1/2020).
Gubernur Olly Dondokambey bersama rombongan dijemput langsung oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana dan Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong, bersama sejumlah pejabat Pemkab Sangihe.
Olly Dondokambey bersama rombongan menghadiri rapat paripurna istimewa di gedung DPRD Kepulauan Sangihe.
Dalam sambutannya, Olly bersyukur disambut hangat masyarakat Sangihe.
“Bersyukur kepada Tuhan karena diberi kelancaran dan sudah bisa tiba di Sangihe dengan selamat, serta tak lupa ucapan terima kasih dengan sambutan yang hangat dari pemkab dan masyarakat Sangihe yang penuh keakraban,” ujarnya.
Gubernur Olly menyemangati masyarakat kepulauan Sangihe, untuk selalu optimis dan jangan merasa kalau pemerintah provinsi tidak memperhatikan masyarakat Sangihe.
“Meskipun berada di perbatasan dan jauh dari pusat ibukota, jangan merasa kecil hati dan merasa dianaktirikan. Terus berpacu untuk membangun. Kebersamaan harus ada terus agar tercipta hubungan yang baik dalam bekerjasama. Sinergitas diutamakan, agar tujuan bersama bisa dicapai,” jelasnya.
Lebih lanjut Olly meminta Pemkab Sangihe untuk lebih bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sulut untuk bersama-sama membangun Sulawesi Utara kedepan yang lebih baik.
“Target pembangunan sudah matang di beberapa tempat seperti Minahasa Utara (Minut), dan Bolaang Mangondow (Bolmong) berkat sinergitas dan kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dan provinsi. Sangihe di bidang pariwisata, untuk destinasi pariwisatanya sudah tersedia tinggal dipoles saja, agar hasilnya bisa berdampak pada masyarakat Sangihe sendiri,” lanjut Olly.
Tak lupa Olly mengapresiasi program Pemkab Sangihe yang digagas Bupati Jabes Ezar Gaghana yakni ‘2 Day No Rice’ (dua hari tanpa nasi) program yang menganjurkan seluruh masyarakat Sangihe untuk tidak mengkonsumsi nasi pada hari Selasa dan Jumat, menggantinya dengan ubi, sagu atau jagung sebagai makanan pokok, serta program berbahasa daerah tiap hari Jumat.
“Sudah tentu dengan program ini, akan mampu untuk meningkatkan pendapatan petani. Dengan meningkatnya pendapatan petani, maka secara tidak langsung kita telah berkontribusi secara aktif dalam meningkatkan perekonomian daerah, karena ada siklus perputaran dana yang terjadi di Sangihe,” tandasnya.
(Erick Sahabat)