Manado – Polemik dugaan pungutan liar (Pungli) yang terjadi disejumlah fakultas Se-Unsrat pada saat pra Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PK2MB), diduga mencuat dari inisiatif Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas yang didukung sejumlah pejabat Unsrat dibidang Kemahasiswaan untuk mengambil kesempatan tersebut sebagai ajang pencarian dana.
Alhasil, Pungli tersebut tembus ke Ombusdman Sulut.
Dari informasi yang dihimpun, pihak Ombusdman telah menyurati Unsrat untuk menjelaskan adanya pungutan tersebut.
“Kami menjual atribut Pra PK2MB seperti dot bayi, tas plastik, topi bola plastik, kaos kaki, kaos oblong. Adalah untuk pencarian dana karena selama ini, kegiatan BEM minim bantuan dana kemahasiswaan. Karenanya keuntungan dari penjualan tersebut adalah untuk membiayai kegiatan Ormawa,” ujar salah satu Ketua BEM Fakultas yang minta namanya dirahasiakan kepada BeritaManado.com.
Menyikapi hal ini, Ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI) Manado, Stevi Mait SE menguraikan dari investigasi kejadian tersebut, diketahui selama ini, patut diduga terindikasi kuat ada oknum pejabat kemahasiswaan dilingkungan Unsrat mengkorupsi dana Kemahasiswaan sehingga, sejumlah Ormawa mesti mencari dukungan dana dengan memanfaatkan penerimaan mahasiswa baru.
“Dana Kemahasiswaan Unsrat itu Miliaran dari info yang kami dapat, selama ini penggunaanya diduga ada ‘Bandit’ yang menyelewengkannya. GTI minta Rektor menelusuri dugaan tersebut. Kami juga menagih janji Rektor Unsrat soal menindak tegas pelanggaran perpeloncoan saat PK2MB Unsrat 2016,” ungkap Mait.
Dirinya juga menambahkan, dugaan korupsi tersebut kami akan klarifikasikan ke Unsrat terlebih dahulu baru akan kami laporkan ke penegak hukum, terkait dugaan pelanggaran surat edaran Menteri terkait pelarangan perpeloncoan, GTI juga akan menyurati Menteri Ristek dan Dikti. (yusak)
Manado – Polemik dugaan pungutan liar (Pungli) yang terjadi disejumlah fakultas Se-Unsrat pada saat pra Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PK2MB), diduga mencuat dari inisiatif Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas yang didukung sejumlah pejabat Unsrat dibidang Kemahasiswaan untuk mengambil kesempatan tersebut sebagai ajang pencarian dana.
Alhasil, Pungli tersebut tembus ke Ombusdman Sulut.
Dari informasi yang dihimpun, pihak Ombusdman telah menyurati Unsrat untuk menjelaskan adanya pungutan tersebut.
“Kami menjual atribut Pra PK2MB seperti dot bayi, tas plastik, topi bola plastik, kaos kaki, kaos oblong. Adalah untuk pencarian dana karena selama ini, kegiatan BEM minim bantuan dana kemahasiswaan. Karenanya keuntungan dari penjualan tersebut adalah untuk membiayai kegiatan Ormawa,” ujar salah satu Ketua BEM Fakultas yang minta namanya dirahasiakan kepada BeritaManado.com.
Menyikapi hal ini, Ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI) Manado, Stevi Mait SE menguraikan dari investigasi kejadian tersebut, diketahui selama ini, patut diduga terindikasi kuat ada oknum pejabat kemahasiswaan dilingkungan Unsrat mengkorupsi dana Kemahasiswaan sehingga, sejumlah Ormawa mesti mencari dukungan dana dengan memanfaatkan penerimaan mahasiswa baru.
“Dana Kemahasiswaan Unsrat itu Miliaran dari info yang kami dapat, selama ini penggunaanya diduga ada ‘Bandit’ yang menyelewengkannya. GTI minta Rektor menelusuri dugaan tersebut. Kami juga menagih janji Rektor Unsrat soal menindak tegas pelanggaran perpeloncoan saat PK2MB Unsrat 2016,” ungkap Mait.
Dirinya juga menambahkan, dugaan korupsi tersebut kami akan klarifikasikan ke Unsrat terlebih dahulu baru akan kami laporkan ke penegak hukum, terkait dugaan pelanggaran surat edaran Menteri terkait pelarangan perpeloncoan, GTI juga akan menyurati Menteri Ristek dan Dikti. (yusak)