Manado, BeritaManado.com — Kelurahan Taas dan Tingkulu, merupakan daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor pada pertengahan Januari 2021 di Kota Manado.
Dampak yang ditimbulkan dari bencana tersebut tidak bisa dibilang kecil karena ratusan kepala keluarga sampai harus mengalami kerugian mulai dari kerusakan rumah yang ringan, sedang hingga berat termasuk hilangnya perabotan rumah tangga.
Berbagai dugaan pun muncul atas terjadinya bencana tersebut, diantaranya yaitu gorong-gorong dan pembangunan Ring Road yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah sehingga menjadi sumber bencana.
Forum Masyarakat Peduli Bencana yang ada di Kelurahan Taas dan Tingkulu yang diketuai oleh Letkol (Purn) Hendrik Darenoh pun langsung turun memeriksa kondisi gorong-gorong dan Jalan Ring Road disekitarnya.
Diketahui, pasca banjir bandang yang menerpa dua kelurahan yang berbatasan dengan kawasan Jalan Ring Road tersebut, warga yang ada lewat para tokoh masyarakat dan tokoh agama mendirikan Forum Masyarakat Peduli Bencana yang ada di Kelurahan Taas dan Tingkulu.
Tujuannya untuk menjawab persoalan bencana alam yang selalu terjadi serta mengajak semua pihak terkait untuk mencari solusi yang tepat.
“Dari pantauan kami, ada 7 gorong-gorong, yaitu 3 di atas Tingkulu, kemudian 3 bois beton besar sama dengan di Tingkulu tapi 1 buah sudah ditutup dari bagian atas Ring Road dan satu gorong-gorong kecil semuanya kering kalau tidak hujan, tapi kalau banjir semuanya juga mengalir ke Taas lingkungan II kemudian bertemu di jembatan kelapa 3 Taas lingkungan I),” ungkap Letkol (Purn) Hendrik Darenoh, Selasa (16/2/2021).
Lanjut Hendrik, dari yang mereka lihat, sama sekali sudah tidak ada keseimbangan antara debit air yang masuk ke Taas dan daya tampung anak sungai Taas yang besarnya hampir sebesar ukuran 1 bois beton atau yang juga dikenal dengan gorong-gorong beton di bawah Ring Road.
“Dari 7 bois atau gorong-gorong, hanya 2 bois yang ada di atas Tingkulu yang tergolong sungai basah karena airnya mengalir terus. Ini menjadi tanggung jawab kita semua dan forum akan menyampaikan hal ini kepada DPRD Kota Manado, Pemerintah Kota Manado dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,” kata Hendrik.
Sambil menunggu hal tersebut, masyarakat pun mulai melakukan usaha mandiri untuk mengurangi sampah dan material tanah bercampur pasir disepanjang aliran air termasuk sungai kecil di Taas dan Tingkulu.
(***/srisurya)