Bitung – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonedia (GMNI) Selut menyatakan menolak gerakan Referendum Minahasa yang mulai dikampanyekan di media sosial.
Menurut Wakil Ketua Bidang Politik Korda GMNI Sulut, Rendy Rompas SH, gerakan referendum Minahasa sama saja mengkhianati darah perjuangan pejuang-pejuang kemerdekaan dari tanah Minahasa seperti AA Maramis dan Dr Sam Ratulangi.
“Konsensus bersama yang telah disepakati diatas meja BPUPK dan melahirkan Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ialah karya yang tidak bisa dibayar dan digantikan dengan apapun, jalan terjal menuntaskan cita-cita Proklamasi harus kita pikul bersama, jangan mau diadu,” kata Rendy, Senin (15/05/2017).
Advokat muda ini menegaskan, pemerintah dan aparat penegak hukum harus segera menindak tegas sesuai proses hukum yang berlaku terhadap oknum-oknum yang ingin merobek Tenun Kebangsaan di tanah Minahasa.
“Gerakan referendum Minahasa sama saja dengan agenda Khilafah yang di perjuangkan HTI dan Gema Pembebasan,” katanya.
Ia mengaku sangat menyangkan gerakan tersebut muncul disaat seluruh anak bangsa bersatu padu menggelar aksi damai 1000 lilin dan bagi-bagi bunga untuk tetap merekatkan bangsa ini dalam bingkai NKRI dan Pancasila.
“Namun sayang, disaat sejumlah daerah di tanah Minahasa menggelar aksi itu, malah muncul gerakan Referemdum Minahasa dari sejumlah oknum,” katanya.(abinenobm)