Manado, BeritaManado.com — Selama bulan Januari 2020 sampai bulan Maret 2021, Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) telah melakukan sebanyak 208 penindakan barang kena cukai ilegal di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah yang menjadi wilayah pengawasannya.
Dari penindakan tersebut, barang bukti yang diamankan berupa 10.572.227 batang rokok dan 115 botol liquid vape, dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp 7.694.764.460.
Penindakan ini menyelamatkan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp3.887.417.879.
Selain itu, dalam kurun waktu tersebut Bea dan Cukai Subagtara juga telah melakukan pemusnahan minuman keras ilegal sebanyak 9.997 botol dari berbagai macam golongan dan merk.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Seksi Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulbagtara, Budi Santoso, saat acara coffee morning dengan awak media yang digelar secara virtual pada Rabu (31/03/2021).
“Barang ilegal itu ditindak karena melanggar undang-undang cukai yaitu tidak dilekati pita cukai, dilekati pita cukai palsu atau bekas, serta dilekati pita cukai yang bukan peruntukkannya ” ungkap Budi Santoso.
Budi Santoso menerangkan bahwa masa pandemi yang berlangsung saat ini sangat berdampak kepada menurunnya daya beli masyarakat.
Masyarakat yang tidak bisa membeli rokok akan memilih untuk beralih membeli rokok ilegal.
Dari sisi penerimaan negara yang dihimpun sampai dengan 15 Maret 2021, Kanwil Bea Cukai Sulbagtara berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp129.260.192.200, yang mana terdiri dari Bea Masuk Rp69.449.190.000, Bea Keluar Rp55.478.575.000 dan Cukai Rp4.332.427.200 atau telah mencapai 72,98 persen dari target sebanyak Rp177.125.747.000.
Dikatakannya, dalam menjalankan fungsi sebagai Trade Facilitator, Kanwil Bea Cukai Sulbagtara telah memberikan fasilitas kawasan berikat kepada 12 perusahaan, dan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) kepada 1 perusahaan.
Bea Cukai Sulbagtara memberikan fasilitas tersebut dengan tujuan untuk memberikan pembebasan atau penundaan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor barang yang dapat diolah kembali di dalam negeri.
Direct Call Ekspor Langsung via Udara dari Manado ke Jepang dan Singapura
Direct call ekspor adalah ekspor yang dilakukan melalui jalur/rute langsung dari pelabuhan/bandara asal ke negara tujuan tanpa singgah ke pelabuhan/bandara lainnya di dalam negeri.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja ekspor, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, serta membuka kesempatan produk lokal untuk merambah pasar internasional.
Sedangkan kelebihannya ada pada efisiensi waktu pengiriman karena waktu tempuh menjadi lebih cepat, efisiensi biaya yang berdampak pada biaya logistik yang lebih murah, adanya kepastian slot cargo dan tetap terjaganya kualitas barang.
Saat ini, direct call ekspor via udara ke Jepang telah dilakukan sebanyak 26 kali pengiriman dengan total tonase sebesar 402,2 ton dan telah memperoleh devisa ekspor sebanyak USD3,444,398.38 sejak direct call pertama diluncurkan pada 23 September 2020.
Adapun komoditas utamanya berupa ikan tuna.
Disisi lain, direct call ekspor Manado Singapura dilakukan secara perdana pada hari Senin tanggal 8 Maret 2021 pukul 9.45 menggunakan Pesawat Kargo Tri-MG Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan GM302 rute Manado – Singapura.
Penerbangan kargo ini akan rutin berjalan setiap hari Senin dengan estimasi waktu keberangkatan pada pukul 09.45 WITA.
Penerbangan ini membuat waktu tempuh ekspor menjadi lebih singkat, dari sebelumnya memakan waktu 9 sampai 18 jam, menjadi hanya 3,5 jam saja.
Direct call ekspor Manado Singapura perdana ini dilakukan oleh 8 perusahaan dengan total tonase 4,19 ton, dan dengan devisa ekspor mencapai USD 23.603,80.
Realisasi penerbangan ini merupakan hasil sinergi dengan stakeholder, sebagai jawaban terhadap kendala ekspor hasil maritim, mulai dari kendala slot kargo hingga biaya kargo yang tinggi.
“Selama pandemi COVID-19 ini, kami juga memberikan hibah kepada Pemprov Sulut berupa minuman mengandung etil alkohol merk jenis captikus sebanyak 3.168 liter yang digunakan untuk bahan baku pembuatan hand sanitizer dan menyalurkan bantuan 158 paket sembako kepada masyarakat yang terdampak di sekitar kota Manado,” pungkas Budi.
(***/BennyManoppo)