Manado — Pemilu 2019 dan Masa Depan Demokrasi Indonesia menjadi tema dalam dialog publik yang digelar oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Manado, Senin (4/3/2019) sore di Rumah Kopi Billy 17.
Tiga tokoh dipercayakan menjadi narasumber, yaitu Raja Juli Antoni Phd selaku Sekjen DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’aruf Amin, Taufik Tumbelaka selaku Direktur Tumbelaka Academic Center (TAC) dan Ws Sofyan Jimmy Yosadi SH selaku Ketua Tim Hukum Majelis Tinggi Matakin tingkat nasional.
Dialog ini pun turut dihadiri oleh Ketua DPW PSI Sulawesi Utara Melky Pangemanan, para aktivis dan caleg PSI, serta kader GAMKI.
Menariknya, sejak awal, tidak ada ucapan salam sesuai 6 agama yang biasanya disampaikan diawal sambutan dan sebagainya.
Raja Juli Antoni mengatakan, adanya salam-salam tersebut jangan sampai membuat satu pihak merasa lebih kecil dari yang lain, apalagi yang salamnya tidak sempat tersampaikan. Jadi bukannya tidak menghargai 6 agama yang ada, tapi lebih untuk tidak membentuk sekat yang diawali dari ucapan salam.
“Jangan sampai, saat si a disebut duluan, maka dia merasa lebih besar dibanding dengan yang lain. Padahal kita semua sama,” ujar Raja.
Hal tersebut pun disambut positif oleh Taufik Tumbelaka, dimana Taufik menyampaikan, kaum minoritas di satu daerah bisa saja mayoritas di daerah lain, begitu juga sebaliknya sehingga hal seperti itu harusnya tidak ada.
“Mayoritas dan minoritas adalah pihak yang sama-sama membangun Indonesia, jadi kita semua satu, Indonesia,” kata Taufik.
Dialog publik pun hingga kini masih berjalan, baik kader PSI, maupun aktivis masih melakukan diskusi bersama narasumber.
(srisurya)