Manado — Sejumlah dinamika perekonomian di Sulut telah mempengaruhi tingkat inflasi Kota Manado pada 2014 ini. Salah satunya adalah tarif buruh bangunan bukan mandor alias kenek.
Data Bank Indonesia Sulut yang secara umum dipaparkan Kepala Perwakilan Luctor Tapiheru baru-baru ini menyebut, 3 penyumbang utama inflasi tahunan berasal dari kelompok perumahan dan bahan bakar. Lebih detil lagi, sub kelompoknya adalah bahan bakar rumah tangga, tukang bukan mandor dan tarif listrik.
Hal tersebut disampaikan BI dalam pertemuan antar-pihak di gedung kantornya, Jalan 17 Agustus, menghadirkan Wagub Sulut Djouhari Kansil serta sejumlah kepala daerah.
Inflasi tukang bukan mandor secara year on year (yoy) mencapai 13,81% yang dipengaruhi kenaikan Upah Minimun Provinsi. Bahan bakar yang mengalami inflasi 29,2% (yoy) dengan sumbangan 0,54% terhadap inflasi tahunan, karena didorong kenaikan harga LPG 12 kiloan pada Januari dan September 2014.
Sedangkan kebijakan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) pada Mei 2014 dan kenaikan TDL Juli 2014, memicu inflasi tahunan tarif listrik hingga 13,06 % dengan sumbangan 0,42%.
Namun menurut BI, laju inflasi tahunan di Sulut yang diwakili Kota Manado, mengalami perlambatan pada triwulan II 2014 dibanding dengan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,00% (yoy) atau menurun dibanding triwulan II 2014 yang mencapai 6,27% secara yoy. (Ady Putong)