Manado — Komitmen Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia untuk membawa alat musik Kolintang kayu ke Unesco sebagai milik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) khususnya Sulawesi Utara (Sulut) terus dibuktikan.
Saat ini, Pinkan Indonesia bersama Yayasan Stuppa Indonesia sedang merampungkan pembuatan film dokumenter sebagai salah satu pembuktian bahwa Kolintang berasal dari Indonesia.
Sebagian besar proses syuting film ini dilakukan di Minahasa Utara, Tomohon, Minahasa dan daerah lainnya di Sulut.
“Film ini dibuat sebagai persyaratan dukungan ke Asia Pacific dan Unesco juga sebagai referensi bahwa Kolintang adalah milik NKRI yang dimiliki seluruh wilayah NKRI, Sulut khususnya,” ujar Penny Marsetio selaku Ketua Umum Pinkan Indonesia kepada BeritaManado.com.
Film dokumenter ini pun melibatkan segenap unsur yang berkaitan dengan alat musik Kolintang kayu, diantaranya meliputi pengrajin, pelatih, pemain, pemerhati dan lainnya.
Kedepan, lanjut Penny, dirinya dan segenap pengurus akan tetap berjalan kedepan sebagai PINKAN Indonesia, sesuai dengan visi dan misi berkesinambungan melakukan gerakan budaya bersama para insan kolintang, serta merefleksikan nilai-nilai organisasi ini sebagai pemersatu bangsa, pemersatu budaya, pemersatu insan seni musik kolintang dan menjunjung tinggi citra bangsa berbudaya.
“Hal-hal itu pun ditunjukkan melalui berbagai kegiatan, antara lain festival dan lomba ansambel musik kolintang kayu, hadir dalam berbagai kegiatan dan mendukung program pemeritah dalam memperkenalkan seni dan kebudayaan Indonesia,” tambahnya.
Diketahui, sebelumnya, pengurus pusat Pinkan Indonesia sempat menyambangi Sulut untuk bertemu langsung dengan para insan kolintang kayu.
Bahkan, Penny Marsetio dan tim juga bertemu dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey guna membicarakan upaya Kolintang Goes to Unesco termasuk upaya pelestarian kolintang di Sulut.
(srisurya)