Manado – Prodi kehutanan Unsrat selesai melaksanakan Ekspedisi Jantung Hayati Sulawesi, yang bertempat di Suaka Margasatwa Nantu, Gorontalo pada tanggal 11-16 januari 2016, yang menjadi tim inti adalah mahasiswa program studi kehutanan Unsrat, yang merupakan bagian dari Sylva Indonesia (Persatuan Mahasiswa Kehutanan Indonesi) memiliki tradisi 4 tahun terakhir dengan melakukan ekspedisi ke jantung-jantung hayati Sulawesi.
Kepada wartawan BeritaManado.com, John Tasirin sebagai supervisor dari program ini menjelaskan dari SM Nantu bahwa target ekspedisi adalah eksplorasi dan monitoring flora dan fauna asli Sulawesi, setting plot permanen ukuran 1 Ha ke-3 untuk ekosistem riparian yang akan mempelajari deposisi biji, suksesi hutan dan suquestrasi karbon dan yang terakhir pengalaman geografi semenanjung utara ekoregion Sulawesi.
“Plot permanen yang di buat adalah penciri nasional. Ekosistem yang di pelajari adalah riparian atau daerah yang dipengaruhi oleh dinamika sungai. Mengerti suksesi tumbuhan di ekosistem ini penting untuk basis pembangunan berkelanjutan yang berbasis lahan,” ungkapnya.
Dari hasil ekspedisi ini banyak ditemukan puluhan jenis burung langka dan endemik Sulawesi telah diidentifikasi.
Ada juga pohon raksasa endemic Sulawesi yang dinamakan Pohon Inggris dan dijadikan objek penelitian.
Tim juga berhasil memonitor babirusa, Yaki Gorontalo, dan tupai raksasa Sulawesi. Ditemukan juga Tarsius yang mungkin berbeda dengan jenis yang ada di Tangkoko, Siau, dan Sangihe. (***)