Jakarta, BeritaManado.com — Semangat berkontribusi bagi gereja menjadi semangat serta panggilan para anak muda Katolik perantau di Jakarta dari tanah Minahasa untuk membentuk satu komunitas.
Fandi Christian memaparkan, sebagai bentuk rasa rindu akan kampung halaman, maka dibentuklah komunitas Kaum Muda Katolik Kawanua (KawKat) di Jakarta.
“Seperti khasnya orang Minahasa yang selalu merindukan kampung halaman termasuk budaya dan bahasanya para anak muda perantau inipun membentuk KawKat,” jelas Fandi Christian sebagai Ketua KawKat.
Menurut Fandi Christian semenjak terbentuknya KawKat April 2014 silam,
kehadirannya terus menjadi wadah untuk memunculkan rasa solidaritas serta sharing iman yang tak pelak itu menjadi cikal bakal semangat dalam mengarungi pelayanan di negeri rantau ini.
“Setelah kurang lebih terbentuk empat tahun dengan berbagai dinamika dan tantangan yang ada saling menguatkan satu sama lain dan saling memberi semangat, pada tahun ini Kaum Muda KawKat semakin menampakan eksistensi pelayanan,” ungkapnya.
Eksistensi pelayanan Kaum Muda KawKat saat ini semakin nampak lewat kontribusi diberbagai Paroki dalam lingkup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yaitu lewat lantunan paduan suara gerejawi mengiringi Misa, misalnya di Gereja Paroki Santo Kristoforus Grogol, Stasi Santo Polikarpus Grogol, Paroki Damai Kristus Kampung Duri, dan masih banyak Paroki lainnya di KAJ ini.
“Ini tentunya sejalan denganapa yang diharapkan dan menjadi cita-cita semua Orang Muda Katolik (OMK), bahwa OMK diharapkan perannya berkontribusi maksimal bagi gereja sehingga ini menjadi ungkapan nyata Kaum Muda KawKat,” tuturnya.
Selain berkontribusi bagi gereja, Kaum Muda KawKat juga berkontribusi lewat pengembangan budaya, dimana Kaum Muda KawKat telah membentuk satu sanggar seni yang dinamakan Makaria, artinya Sahabat Terkasih.
“Lewat sanggar seni yang dipelopori oleh bapak Frangky Boseke, anggota Presidium KawKat ini menjadi tambahan wadah Kaum Muda KawKat untuk semakin menunjukan ekspresi kreatifitasnnya lewat tarian-tarian tradisional khas Minahasa seperti Maengket, Katrili, Tepianola, Kabasaran, Tari Jajar dan lainnya,” paparnya.
(***/BennyManoppo)