Manado, BeritaManado.com — Pengamat Ekonomi Sulut, Joy Elly Tulung, SE.,MSc.,PhD mengatakan pemerintah dan pelaku usaha harus optimis dengan perkembangan ekonomi di Sulut.
Menurut Joy Elly Tulung, meskipun ekonomi di daerah ini sempat melambat karena COVID-19, ia yakin dalam waktu dekat akan kembali menggeliat khususnya di sektor pertanian.
“Begitu pula di bidang belanja masyarakat. Karena beberapa daerah mulai memasuki new normal. Bidang ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Terlebih banyak pelaku UMKM memasarkan produknya secara daring,” terang Joy Elly Tulung, kepada BeritaManado.com.
Diakui Joy, sejak COVID-19 menyerang Wuhan, Cina, ekonomi Sulut mulai terpengaruh.
Terbukti, sejak penerbangan langsung Cina ke Sulut ditutup, perputaran belanja barang di Sulut terdampak.
“Padahal lapangan usaha perdagangan besar dan eceran adalah sumber pertumbuhan ekonomi nomor dua dengan persentasi 1,12 persen,” jelasnya.
Dikatakan, pertanian, kehutanan dan perikanan turut menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi dengan persentasi 1,14 persen.
Dan lagi-lagi, ini ikut mengalami kesulitan pengiriman karena tujuan ekspor terbesar Sulut adalah negeri ginseng.
“Pertanian merupakan sektor terbesar Sulut dengan pangsa tahunan sekitar 20,95 persen. Selain itu, 24,79 persen tenaga kerja ada di bidang ini,” jelas Joy.
Bank Indonesia dalam laporannya, juga memperkirakan perekonomian Sulut tumbuh menguat di triwulan III tahun 2020 .
Berdasarkan catatan BI, dibandingkan 2019, melambatnya perekonomian Sulut karena pandemi COVID-19 baik dari sisi penggunaan maupun lapangan usaha.
Sementara inflasi IHK Sulut diprediksi mengalami tekanan inflasi relatif terbatas.
Peningkatan permintaan pada masa recovery perekonomian yang diharapkan pada triwulan III diperkirakan masih relatif moderat.
Dan untuk keseluruhan tahun 2020, inflasi diperkirakan berada pada rentang sasaran inflasi 3,0%±1% (yoy).
(Alfrits Semen)