Manado – Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi Utara, Dr Tangel-Kairupan mengatakan, sebagaimana data Dinas Kesehatan Provinsi, sebanyak tiga siswa di daerah ini mengidap Human Immono Deficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS). “Memang tidak bisa dipastikan bagaimana proses penularannya, apakah melalui jarum suntik atau karena hubungan seks,” kata Tangel, Jumat (21/9).
Tangel menduga, terinfeksinya tiga siswa ini karena faktor risiko heteroseksual, karena faktor risiko ini menjadi tren pada tahun belakangan ini, dibanding beberapa tahun lalu yang diakibatkan penggunaan jarum suntik. “Ini hanya dugaan kami. Data tiga siswa ini dirahasiakan karena memang prosedur pemeriksaan voluntary counseling and testing atau VCT seperti itu,” kata dia.
Tangel mengatakan, kerja sama dengan pihak sekolah menjadi hal yang penting, sehingga dapat memberikan dampak penyadaran terhadap siswa, agar tidak melakukan hal-hal yang berisiko tertular penyakit virus HIV. “Tidak kalah pentingnya adalah tindakan pencegahan diantaranya penggunaan kondom, tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian,” ungkapnya.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara hingga Juni 2012, kelompok profesi swasta dan wiraswasta tertinggi jumlah pengidapnya yakni 297 orang, diikuti ibu rumah tangga sebanyak 199 orang, dan tidak bekerja sebanyak 141 orang. Sementara itu, profesi sebagai pekerja seks komersil sebanyak 85 orang, karyawan sebanyak 63 orang, pelaut sebanyak 60 orang serta mahasiswa sebanyak 38 orang.(pus)