Jakarta, BeritaManado.com – Suhu politik di Indonesia semakin menghangat menjelang kontestasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sejumlah partai pun mulai menjalankan strateginya, lebih khusus bergerilya mencari kawan koalisi.
Tilik saja PKB yang terlihat mesra dengan Partai Gerindra, serta Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang lahir dari komitmen tiga partai, yakni Partai Golkar, PPP dan PAN.
Teranyar, Partai Nasdem, PKS dan Demokrat juga bersiap untuk membuat poros politik sendiri.
Melansir Suara.com jaringgan BeritaManado.com, ketiganya bahkan sudah memiliki bakal calon presiden, yakni Anies Baswedan yang sebelumnya resmi diusung oleh Partai Nasdem.
Gayung bersambut, Anies pun menyatakan bersedia diusung, terlebih kini masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta telah habis.
Namun poros koalisi Nasdem-PKS-Demokrat ini masih dinamis, sebab setelah memiliki bakal calon presiden, ketiga partai tersebut masih Tarik ulur untuk memperebutkan posisi bakal calon wakil presiden.
Seperti apa dinamika koalisi yang dibangun oleh Nasdem-PKS-Demokrat? Berikut ulasannya.
Sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres
Meski sebelumnya diusung oleh Partai Nasdem, PKS dan partai Demokrat juga menyetujui sosok Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
PKS dan Demokrat sama sekali tidak keberatan dengan pengajuan Anies, terlebih kedua partai tersebut diketahui dekat dengan mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
Diketahui PKS dan Demokrat termasuk partai pendukung Anies Ketika ia maju pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
Karena telah satu suara mengenai bakal calon presiden, kini pembahasan yang mengemuka di antara ketiga partai tersebut adalah untuk menentukan bakal calon wakil presiden.
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengaku, partainya telah mengadakan pertemuan dengan PKS dan Demokrat untuk membahas kriteria bakal calon wakil presiden.
“Dalam penentuan bakal cawapres, setiap partai berhak mengajukan nama-nama, baik nama dari internal partai, maupun eksternal yang bukan anggota partai,” papar Willy dalam keterangannya, Jumat (21/10/2022).
Demokrat dan PKS incar posisi bakal calon wapres Anies Baswedan
Karena Partai Nasdem telah mengusung bakal calon presidennya, maka kini giliran PKS dan Demokrat yang mengincar posisi pendamping Anies Baswedan tersebut.
Secara terbuka, PKS dan Demokrat mengajukan nama kader potensialnya untuk menjadi bakal calon wakil presiden.
PKS mengajukan nama mantan gubernur Jawa Barat, yakni Ahmad Heryawan, sementara Partai Demokrat mengusulkan nama ketua umumnya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dan hingga kini belum ada kesepakatan dari ketiga partai tersebut mengenai bakal calon wakil presiden yang akan diusung.
Menimbang Aher atau AHY
Dua nama yang kini berpeluang menjadi pendamping Anies Baswedan sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024 adalah Ahmad Heryawan (Aher) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Di antara dua nama tersebut manakah yang berpeluang mendatangkan suara paling banyak jika disandingkan dengan Anies baswedan yang diusung Partai Nasdem?
Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Nasdem memperoleh suara pada Pileg 2019 sebanyak 12.661.792 (9,05 persen), dengan begitu Nasdem memperoleh 59 kursi di DPR RI.
Sementara Partai Demokrat memperoleh suara sebanyak 10.876.057 (7,77 persen) atau 54 kursi di DPR RI.
Lalu PKS berhasil memperoleh suara 11.493.663 (8,21 persen) atau 50kursi di DPR RI.
Berdasarkan data di atas, jika Anies dipasangkan dengan Aher, kemungkinan memperoleh suara lebih besar, dibandingkan jika Anies dipasangkan oleh AHY.
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
• Anies-Aher (Nasdem-PKS): 12.661.792 + 11.493.667 = 24.155.459 suara
• Anies-AHY (Nasdem-Demokrat): 12.661.792 + 10.876.057 = 23.537.849 suara.
(jenlywenur)